TEGALPOS.COM –
- Jumlah Korban Tewas Tembus 23.000
- Utusan Biden Ke Timur Tengah
- Upaya G7
- Ben-Gvir Sebut negeri Israel Tak Boleh Batasi Serangan pada Wilayah Gaza
- Bencana pada Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa
Jakarta – Serangan tanah Israel ke Kawasan Gaza masih terus terjadi. Akibatnya sebanyak 249 warga Palestina tewas serta 510 luka-luka di dalam Wilayah Gaza belaka pada 24 jam akibat serangan beruntun pasukan zionis tersebut.
Sementara itu, dugaan serangan pesawat tak berawak negara Israel dalam Lebanon selatan menewaskan seseorang komandan senior pasukan elit Radwan Hizbullah. Ini adalah terjadi ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan perjalanan ke wilayah yang dimaksud untuk menghindari terjadinya pertempuran yang lebih tinggi luas.
Berikut situasi terkini terkait Gaza, Tepi Barat, lalu sekitarnya, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Mulai Pekan (8/1/2024).
Jumlah Korban Tewas Tembus 23.000
Laporan AFP, mengutip Kementerian Kesejahteraan Palestina kemudian Perhimpunan Periode Sabit Merah Palestina (PRCS), mencatatkan data setidaknya ada 23.084 korban tewas pada Senin. Sementara total 58.926 orang terluka serta 7.000 hilang sejak Oktober 2023.
Sementara jumlah keseluruhan korban di dalam tanah Israel kembali direvisi. Korban tewas pada serangan organisasi Hamas 7 Oktober lalu berubah dari 1.400 menjadi 1.139 orang. Sebanyak 173 tentara terbunuh lalu 965 luka-luka.
Setidaknya total 85 jurnalis telah lama terbunuh sejak pertempuran Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) kemudian Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 78 jurnalis Palestina, 3 jurnalis Lebanon, kemudian 4 jurnalis negara Israel sudah pernah terbunuh.
Utusan Biden Ke Timur Tengah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken melanjutkan tur keempatnya di area Timur Tengah sejak serangan gerakan Hamas pada 7 Oktober. Dia dijadwalkan mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) kemudian Arab Saudi pada Senin.
Di sana Blinken akan berbicara dengan putra mahkota Mohammed bin Salman (MBS), serta kemudian akan menuju ke negeri Israel untuk mengadakan pembicaraan di area sana pada Selasa.
Sebelum meninggalkan Doha dalam Qatar, Antony Blinken memberikan konferensi pers. Ia menyampaikan beberapa komentar mengenai konflik Israel-Gaza diantaranya:
“Warga sipil Palestina harus bisa jadi kembali ke rumah dia segera setelahnya kondisinya memungkinkan… Mereka tiada bisa, dia bukan boleh dipaksa untuk meninggalkan Gaza,” kata Blinken, seperti diambil The Guardian.
Dalam rapat dengan Presiden Emirat Mohamed Bin Zayed di tempat Abu Dhabi, Blinken mengungkapkan keduanya mengeksplorasi upaya untuk menjaga dari meluasnya konflik tanah Israel di tempat Kawasan Gaza juga mengatasi keinginan kemanusiaan di tempat Gaza.
“Saya menggarisbawahi komitmen berkelanjutan kami terhadap pembentukan negara Palestina yang digunakan merdeka,” tambah Blinken.
Blinken juga memberi peringatan bahwa peperangan Israel-Gaza dapat menyebar ke seluruh wilayah tanpa upaya perdamaian. “Ini adalah momen ketegangan yang digunakan mendalam bagi kawasan. Ini adalah adalah konflik yang dapat dengan mudah menyebar serta menyebabkan lebih lanjut berbagai ketidakamanan kemudian penderitaan,” katanya.
Menteri Luar Negeri Negeri Paman Sam menyatakan beliau akan memberitahu para pejabat tanah Israel bahwa mereka harus berbuat tambahan berbagai untuk mengurangi jatuhnya korban sipil di dalam Gaza.
Upaya G7
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menyatakan negara-negara G7 harus mengempiskan korban sipil di dalam Wilayah Gaza kemudian menekan negeri Israel untuk mengakhiri perangnya di tempat wilayah kantong yang tersebut terkepung tersebut.
“G7 bekerja serupa dengan negeri Israel untuk mengakhiri konflik Daerah Gaza dengan cepat,” katanya, seperti disitir Al Jazeera.
Tajani menambahkan beliau mengkaji konflik yang disebutkan dengan rekan-rekannya dari Inggris kemudian Prancis ketika Italia memulai satu tahun kepemimpinannya di tempat G7.
Kementerian Luar Negeri Italia mengutip Tajani yang mana menyatakan negara-negara G7 bekerja mirip dengan pemerintah negeri Israel “untuk menemukan jalan pergi dari cepat dari fase militer”.
Ben-Gvir Sebut tanah Israel Tak Boleh Batasi Serangan di area Gaza
Itamar Ben-Gvir, menteri keamanan nasional garis keras Israel, tidaklah senang dengan komentar menteri pertahanan tentang pembatasan ruang lingkup perang.
Dia menyatakan kabinet perang, yang digunakan terdiri dari Benjamin Netanyahu, Yoav Gallant lalu Benny Gantz, “tidak mempunyai mandat” untuk secara sepihak menyebabkan negara Israel menuju “perang gesekan”.
Komentarnya adalah bagian dari pola perselisihan yang tersebut semakin meningkat dalam antara para politisi dan juga komandan militer Israel. Hal ini juga mencerminkan sikap pantang menyerah Ben-Gvir terhadap warga Palestina, termasuk mengusir merekan secara permanen dari Gaza.
Pekan lalu, ia menjadi berita utama dengan menyatakan emigrasi massal warga Palestina serta rekonstruksi pemukiman negara Israel pada Daerah Gaza adalah “waktu yang mana tepat”.
Bencana pada Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa
Tanya Haj-Hassan dari Doctors Without Borders blak-blakan tentang situasi mengerikan yang dihadapi rekan-rekannya pada Kawasan Gaza dari Amman, Yordania.
“Sayangnya, sebagian besar LSM mengevakuasi Rumah Sakit Al-Aqsa setelahnya selebaran yang mana mengingatkan merek bahwa ‘daerah yang disebutkan tak lagi aman’ kemudian merekan perlu mengungsi,” katanya.
Ia mengumumkan Rumah Sakit Al-Aqsa adalah rumah sakit terbesar dan juga satu-satunya yang berfungsi di tempat Daerah Gaza sedang lalu merawat sekitar 100 orang yang digunakan terluka setiap hari.
“Situasinya sangat buruk pada beberapa minggu terakhir. Rekan-rekan kami yang mana berada di tempat sana dari berbagai organisasi berbeda sudah melaporkan pemandangan yang dimaksud mengerikan. Mereka tidak ada menyangka harus mengungsi. Ini adalah adalah peningkatan risiko yang tiba-tiba,” kata Haj-Hassan.
“Seorang kolega yang digunakan saya kenal di tempat rumah sakit menyatakan setiap hari ada garis imajiner pada jaringan distopia yang digunakan menentukan siapa yang tersebut berisiko terbunuh di waktu dekat. Dia menggambarkannya sebagai kejahatan peperangan yang digunakan disamarkan sebagai peringatan serius awal yang dimaksud baik.”
Artikel Selanjutnya Ada Iran pada Balik Serangan kelompok Hamas ke Israel? Hal ini Faktanya
SUMBER CNBC.COM