Scroll untuk baca artikel
Hiburan

Tenaga di balik layar jadi tantangan di bidang film

238
×

Tenaga di balik layar jadi tantangan di bidang film

Sebarkan artikel ini

Ibukota Indonesia – Direktur Perfilman, Musik, juga Media Massa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian lalu Teknologi (Kemendikbudristek) Ahmad Mahendra mengungkapkan bahwa di menguatkan Industri film Indonesia, masih ditemukan tantangan kekurangan tenaga dalam balik layar produksi.

Menanggapi keperluan akan tenaga kreatif yang digunakan lebih tinggi banyak, Mahendra sedang berbicara dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk merancang skema yang dimaksud memungkinkan lulusan-lulusan terdekat untuk segera terlibat pada produksi film.

"Sekarang kita juga sedang berbicara untuk Dirjen Pendidikan Vokasi juga lalu kita akan bikin skema bagaimana menetapkan lulusan lulusan ini didekatkan dan juga persiapkan untuk melangkah ke sektor film, agar produksi film nya berubah menjadi semakin kencang kemudian semakin banyak. Sehingga, film Tanah Air selain hadir dalam bioskop juga mampu hadir pada ‘over the top’ (OTT)," kata Mahendra ketika konferensi pers Hari Film Nasional (HFN) ke Gedung Pesona Film Indonesia, Jakarta, Sabtu.

Langkah yang disebutkan diharapkan dapat mempercepat laju produksi film Indonesia.

Tak cuma itu, bidang film juga berada dalam menjajaki kerja sebanding dengan platform digital streaming (OTT) untuk menghadirkan lebih tinggi berbagai film Indonesi di dalam ranah digital.

Melalui kerja mirip ini, diharapkan film Tanah Air tidak ada semata-mata bisa saja dinikmati pada bioskop tetapi juga oleh penonton dalam seluruh bola melalui platform digital streaming yang mana populer.

Adapun contoh kesuksesan film Negara Indonesia dalam sistem streaming adalah film "Gadis Kretek" yang tersebut meraih rating lebih tinggi dalam Netflix dapat bermetamorfosis menjadi bukti bahwa film Nusantara memiliki kemungkinan besar untuk bersaing di dalam pangsa internasional.

“Kemarin juga ada salah satu film kita yang dimaksud berjudul Gadis Kretek ada ke Netflix yang paling sejumlah disukai nomor dua serta ratingnya kalau nomor satu ada 8,5 juga ia (film gadis kretek) 8,3. Itu salah satu contoh bahwa film kita berkualitas, jadi setuju kalau film Indonesi itu udah keren sekali, jadi harus kita apresiasi,” ujar Mahendra.

Inisiatif ini berubah jadi langkah lebih tinggi lanjut di meningkatkan kekuatan sektor film Nusantara serta memberikan apresiasi yang mana lebih tinggi besar terhadap kualitas film lokal. 

Artikel ini disadur dari Tenaga di balik layar jadi tantangan dalam industri film

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *