Jakarta – Lembaga pembangunan ekonomi Morgan Stanley menyatakan bahwa pangsa gas bola akan mengalami kemerosotan harga. Hal ini disebabkan kelimpahan pasokan gas global bisa jadi berkemungkinan mencapai titik tertinggi di beberapa dekade dalam tahun-tahun mendatang.
Dalam catatan terbarunya, Morgan Stanley memaparkan berkembangnya gas alam cair (LNG) baru-baru ini meningkatkan tarif kemudian keuntungan, sehingga memacu gelombang penanaman modal ke sektor ini. Penanaman Modal yang dimaksud melaju tajam ini kemudian mengakibatkan peningkatan pasokan yang tersebut signifikan.
“Kami memperkirakan kelebihan pasokan bursa gas akan mencapai titik tertinggi pada beberapa dekade di dalam tahun-tahun mendatang,” kata ahli strategi komoditas Morgan Stanley dikutipkan CNBC International, Selasa (2/4/2024).
Harga gas alam pada waktu ini berada pada US$ 1,83 (Rp 29 ribu) per MMBtu (metrik jt British thermal unit). Level harga jual komoditas ini telah terjadi turun sekitar 22% sepanjang tahun ini.
Di sisi lain, musim dingin yang tersebut lebih lanjut hangat dari biasanya telah terjadi menurunkan permintaan pemanas dan juga gas di negara-negara konsumen utama LNG. Amerika Serikat (AS), yang merupakan konsumen LNG terbesar ke dunia, melaporkan rekor musim dingin terpanas.
Eropa mencatat rekor suhu musim dingin terpanas kedua. Demikian pula, suhu rata-rata Jepun pada musim dingin ini juga 1,27 derajat Celcius lebih banyak membesar dari biasanya, yang digunakan merupakan rekor musim dingin terpanas kedua.
“Harga gas alam global sedang mengalami tren penurunan akibat kondisi musim dingin yang digunakan sejuk yang mana dialami ke wilayah Belahan Bumi Utara seperti AS, Eropa, serta Asia Utara,” kata kepala bursa gas juga LNG Asia di S&P Global, Zhi Xin Chong.
“Tingkat penyimpanan yang tersebut lebih tinggi tinggi dari rata-rata berdampak besar pada nilai tukar yang digunakan cenderung berkurang sejak Oktober,” tambahnya.
Negara-Negara Ini adalah Untung?
Meski demikian, terdapat beberapa jumlah negara yang mana untung. Salah satunya tetangga RI di Asia, India kemudian Thailand.
Morgan Stanley mengemukakan nilai tukar LNG yang dimaksud lebih tinggi rendah memberikan keuntungan terbesar bagi India kemudian Thailand. Karena gas impor menyumbang 30% hingga 50% dari pasokan energi mereka.
Diketahui permintaan gas di India salah satunya yang mana paling elastis, artinya konsumen akan membeli lebih besar berbagai sewaktu nilai tukar turun. Thailand sendiri adalah salah satu konsumen gas per kapita terbesar ke antara negara-negara berkembang.
Di sisi lain, Eropa juga dapat mendapat keuntungan. Mereka bisa saja mendapatkan gas dengan tarif yang digunakan diskon ke sedang embargo terhadap pasokan gas dari Rusia pasca serangan Wilayah Moskow ke Ukraina.
“Menyusul pembatasan pasokan pada Rusia, impor LNG Eropa meningkat hingga 35% dari total pasokan gas, yang mana sebagian besar dibeli berdasarkan harga jual spot. Oleh oleh sebab itu itu, tarif yang lebih tinggi rendah membantu merawat impor komponen bakar terus terjangkau,” ungkap Chong.
Meski begitu, ia tetap menyampaikan peringatan akan terjadinya kenaikan harga. Ini adalah disebabkan naiknya permintaan, utamanya dari negara mengalami perkembangan kemudian China lantaran biaya gas yang digunakan rendah.
“Semua unsur ini tampaknya mengarah pada tarif dasar,” pungkas Chong.
Artikel Selanjutnya Pakai Gas Pipa Lebih Hemat daripada LPG lho Bund, Hal ini Bedanya
Artikel ini disadur dari Kabar Buruk Bakal Hantam Pasar Gas Dunia Tapi Negara Ini Untung