Scroll untuk baca artikel
Kuliner

Budaya Tempe diajukan sebagai warisan budaya tak benda UNESCO

206
×

Budaya Tempe diajukan sebagai warisan budaya tak benda UNESCO

Sebarkan artikel ini

DKI Jakarta – Budaya Tempe telah terjadi resmi diajukan oleh komunitas melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian kemudian Teknologi (Kemendikbudristek) ke Sekretariat UNESCO untuk masuk pada kategori Daftar Representatif Warisan Budaya Tak benda untuk kemanusiaan.

Pengajuan yang disebutkan telah dilakukan dikerjakan pada akhir Maret 2024 serta pada waktu ini sedang pada tahapan mengantisipasi untuk dibahas oleh Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO.

"Kami optimis Budaya Tempe ini akan menambah daftar warisan budaya takbenda dari Negara Indonesia yang dimaksud ada ke UNESCO. Kita berdoa semoga dengan masuknya Budaya Tempe di daftar UNESCO ini dapat terus memberikan kegunaan bukanlah hanya saja bagi masyarakat Indonesia tapi dunia," ujar Direktur Pelindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikburistek Judi Wajudin di rilis pers yang tersebut diterima, Jumat.

Terkait pengajuan tersebut, Pertemuan Tempe Nusantara sebagai salah satu regu inisiator berharap seluruh dukungan masyarakat agar tempe terus lestari juga semakin mendunia.

Pembina Wadah Tempe Negara Indonesia Made Astawan mengemukakan tempe pada waktu ini sudah ada bisa jadi ditemukan kemudian dikonsumsi di 27 negara. Berbagai khasiat kesejahteraan yang digunakan dihasilkan dari proses fermentasi kedelai berubah menjadi tempe juga sudah diperoleh dengan bervariasi cara, baik melalui warga negara yang tinggal di luar negeri rakyat maupun hasil berubah-ubah penelitian di dalam dunia.

"Terlebih, tren vegetarian atau vegan juga semakin populer bersamaan dengan meningkatnya kesadaran komunitas dunia terhadap pangan yang tersebut sehat," kata Astawan.

Belum diketahui secara pasti siapa serta bagaimana awal mula tempe ditemukan oleh para leluhur dahulu. Satu-satunya bukti bahwa tempe telah lama dikonsumsi masyarakat Jawa sejak beberapa abad yang sesudah itu adalah melalui Serat Centhini.

Dalam buku kesusastraan Jawa yang dimaksud termaktub bahwa tempe sudah berubah jadi hidangan rakyat Jawa dan juga merupakan bagian dari beraneka ritual penduduk dalam abad ke-16.

Berdasarkan bukti-bukti yang disebutkan maka sejak tahun 2014 Pertemuan Tempe Negara Indonesia sama-sama dengan bervariasi lembaga terkait tempe melakukan inisiasi untuk lebih lanjut memperkenalkan tempe terhadap dunia.

Budaya tempe merupakan pengetahuan kemudian teknologi tradisional nenek moyang bangsa Tanah Air untuk menyediakan unsur makanan yang mana kaya nutrisi kemudian kegunaan lainnya.

Proses dimulai dengan beragam penelitian dan juga beberapa jumlah dukungan ditulis khususnya dari Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

Selanjutnya, para inisiator berhasil mendaftarkan Tempe Jawa Tengah sebagai Warisan Budaya Takbenda Nusantara dengan nomor registrasi 201700525 dalam Kemendikbudristek pada tahun 2017. Upaya pelestariannya pun terus bergulir hingga hari ini.

“Tanggal 6 Juni sudah disepakati oleh pemangku kepentingan terkait tempe untuk dijadikan sebagai Hari Tempe Nasional, sekalipun secara resmi pemerintahan belum menetapkan secara formal, namun kami para pecinta Tempe juga pengrajin sudah ada sejak beberapa tahun setelah itu menjadikan tanggal 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional," kata Ketua Diskusi Tempe Negara Indonesia Muslimatun.

Menurutnya, penting untuk sekali di setahun penduduk merayakan momen sama-sama untuk mengapresiasi nenek moyang bangsa yang telah lama mewariskan tempe sebagai pangan yang digunakan kaya khasiat gizi dan juga memiliki zat protein setara dengan protein hewani.

Tahun ini Puncak Perayaan Hari Tempe Nasional akan diadakan dalam Daerah Perkotaan Balikpapan. Perayaan akan dipusatkan ke Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) ke mana pada area yang dimaksud terdapat lebih lanjut dari seratus perajin tempe kemudian tahu.

Acara Puncak perayaan ini diselenggarakan oleh Diskusi Tempe Indonesi sama-sama dengan Pusat Koperasi Tempe Tahu Indonesi (PUSKOPTI) Kalimantan Timur dan juga pemerintahan Pusat Kota Balikpapan dan juga didukung oleh pemangku kepentingan tempe lainnya.

"Tahun ini tema perayaan Hari Tempe mengambil tema 'Tempe: Pangan Generasi Emas Indonesia’. Kami berharap tempe semakin dihargai bukanlah akibat tempe merupakan pangan yang tidak mahal lalu mudah-mudahan didapat, tapi diharapkan rakyat semakin mengetahui khasiat lalu zat sang 'super food' ini," ujar Sekretaris Jenderal Wadah Tempe Nusantara Muhammad Ridha.

Artikel ini disadur dari Budaya Tempe diajukan sebagai warisan budaya tak benda UNESCO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *