Scroll untuk baca artikel
Berita

Kemendagri yakini kawasan aglomerasi DKJ tingkatkan kontribusi ekonomi

111
×

Kemendagri yakini kawasan aglomerasi DKJ tingkatkan kontribusi ekonomi

Sebarkan artikel ini

pada 2023, perekonomian Ibukota memiliki sumbangan tertinggi terhadap perekonomian nasional, yakni sebesar 16,6 persen dengan hasil domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp3.200 triliun

Jakarta – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meyakini pengembangan kawasan aglomerasi Daerah Khusus Ibukota Indonesia (DKJ) yang tersebut meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi juga Cianjur akan dapat meningkatkan kontribusi perekonomian wilayah metropolitan tersebut secara nasional.

Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri Yusharto Huntoyungo di rapat paripurna DPRD DKI DKI Jakarta pada Jakarta, Sabtu, mengemukakan kawasan metropolitan Jabodetabek semata pada waktu disatukan akan memberikan sumbangan kurang lebih besar sebesar 23,8 persen terhadap kegiatan ekonomi nasional.

"Angka ini akan mengalami perkembangan pesat seiring dengan pengembangan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi hingga Cianjur yang tersebut kita kenal sebagai Jabodetabekjur," katanya.

Adapun pada 2023, kegiatan ekonomi DKI Jakarta miliki kontribusi tertinggi terhadap perekonomian nasional, yakni sebesar 16,6 persen dengan produk-produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp3.200 triliun.

Yusharto mengemukakan, tidak ada berlebihan jikalau Ibukota Indonesia masih dikatakan sebagai pusat perekonomian. Pasalnya, selain kontribusinya tertinggi terhadap ekonomi nasional, DKI Jakarta juga berubah jadi wilayah yang tersebut paling familier untuk jadi tujuan investasi.

"Ini dibuktikan dengan bilangan bulat realisasi investasi modal asing sebesar 3,7 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp53,8 triliun pada tahun 2022," katanya.

Yusharto menambahkan berpindahnya ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Nusantara di dalam Kalimantan Timur merupakan keniscayaan. Di sisi lain, perpindahan ini diharapkan turut menyokong metamorfosis Ibukota Indonesia berubah menjadi pusat perekonomian dan juga kota global.

"Ke depan, Ibukota tidaklah semata-mata bermetamorfosis menjadi pusat peradaban nasional namun sebagai kota cerdas yang dimaksud berubah jadi titik temu segala kegiatan internasional kemudian terbuka untuk semua," katanya.

Dalam tahapan transisi dari ibu kota negara berubah menjadi kota global, Daerah Khusus Ibukota diharapkan bisa saja mewujudkan visi sebagai pusat perdagangan, pusat kegiatan layanan jasa dan juga layanan keuangan dan juga kegiatan kegiatan bisnis nasional lalu global.

 

Artikel ini disadur dari Kemendagri yakini kawasan aglomerasi DKJ tingkatkan kontribusi ekonomi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *