Scroll untuk baca artikel
Olahraga

Profil Carlo Ancelotti, juru taktik legendaris namun pragmatis

264
×

Profil Carlo Ancelotti, juru taktik legendaris namun pragmatis

Sebarkan artikel ini

Ibukota – Carlo Ancelotti merupakan salah satu juru taktik yang mana berpengaruh di dalam era sepak bola modern. Ia dikenal sebagai instruktur yang tersebut menggunakan pendekatan taktis yang mana pragmatis namun berhasil membuahkan banyak trofi, bahkan yang tersebut tersukses ke Kejuaraan Champions Eropa.

Lahir pada 10 Juni 1959 di dalam Reggiolo, Italia, Ancelotti memulai karir profesionalnya sebagai pemain di dalam Parma pada 1976 kemudian bergabung dengan Negeri Paman Sam Roma pada 1979, pada mana ia menghabiskan lebih tinggi dari satu dekade dan juga meraih kesuksesan sebagai gelandang.

Ancelotti adalah mantan pemain sepak bola profesional yang digunakan pada masa kini berkarier sebagai pelatih. Ia memulai pengalaman kepelatihan pertamanya pada tahun 1995 pada waktu melatih Reggiana, dalam mana ia sukses mengantarkan klub yang disebutkan penawaran ke Seri A pada tahun pertamanya. Saat ini, Ancelotti menjabat sebagai ahli Real Madrid, klub raksasa jika Spanyol.

Don Carlo telah meraih puluhan trofi dan juga berubah menjadi satu-satunya pembimbing yang berhasil mengungguli Turnamen Champions UEFA sejumlah lima kali.

Ingin tahu lebih banyak pada tentang perjalanan karier Carlo Ancelotti, instruktur profesional dengan syarat Italia yang digunakan awalnya berkarier sebagai pemain sepak bola sebelum beralih menjadi pelatih? Berikut adalah ulasannya.
 

Carlo Ancelotti mengangkat trofi Kejuaraan Champions ketika ia menjuarainya dengan Real Madrid untuk musim 2013/14 di Stadion da Luz, Lisabon, Portugal, pada 24 Mei 2014. (ANTARA/AFP/Franck Fife.)

Profil lalu perjalanan karier Carlo Ancelotti

Pria yang dimaksud ketika ini berusia 65 tahun memulai karir seniornya pada tahun 1976 bersatu Parma, di mana ia tampil pada 55 pertandingan dan juga mencetak 13 gol. Setelah tiga tahun, ia bergabung dengan A.S. Roma kemudian bermain selama delapan tahun, mencatatkan 171 penampilan juga 12 gol.

Ancelotti kemudian pindah ke AC Milan pada tahun 1987, di mana ia mengoleksi 112 penampilan lalu 10 gol sebelum pensiun sebagai pemain pada tahun 1992. Secara keseluruhan, Ancelotti mencatatkan total 338 penampilan serta 35 gol sepanjang karier seniornya.

Ancelotti bermain sebagai gelandang dan juga pernah menguatkan grup nasional sepak bola Italia, diantaranya pada putaran Piala Planet 1990. Ia telah dilakukan tampil berjumlah 26 kali untuk timnas Italia, mencetak satu gol, juga berpartisipasi pada dua edisi Piala Global FIFA, dalam mana ia membantu timnya meraih peringkat ketiga pada tahun 1990.

Selain itu, ia juga terlibat dan juga di Euro 1988 UEFA, di dalam mana Italia mencapai semifinal.

Dalam karier kepelatihannya, Ancelotti pernah menangani klub Reggiana, Parma, juga Juventus antara tahun 1995 juga 2001 sebelum meraih ketenaran bersatu AC Milan.

Diangkat sebagai manajer pada tahun 2001, ia berhasil mengantarkan timnya meraih Kejuaraan Champions 2002-2003 serta Coppa Italia 2002-2003.

Pada musim berikutnya, Ancelotti mengantarkan AC Milan meraih Scudetto dengan mengoleksi rekor 82 poin dari 34 pertandingan. Tiga tahun setelahnya, ia kembali meraih Kejuaraan Champions UEFA 2006-2007 bersatu klub tersebut.

Selama masa jabatannya ke AC Milan, Ancelotti dua kali mendapatkan penghargaan sebagai Serie A Coach of the Year. Ia mengundurkan diri pasca musim 2008-2009, meninggalkan klub sebagai pembimbing dengan masa jabatan terlama pada satu periode.

Pada tahun 2009, Ancelotti diangkat sebagai ahli Chelsea serta sukses meraih ganda domestik, yaitu Premier League juga Piala FA, ke musim pertamanya. Ia kemudian menjabat sebagai ahli Paris Saint-Germain (PSG) pada tahun 2011, ke mana ia menyebabkan klub itu meraih penghargaan Ligue 1 pertama pada 19 tahun juga dianugerahi Ligue 1 Manager of the Year.

Setelah itu, Ancelotti berubah menjadi manajer Real Madrid, mengawasi kelompok meraih Kejuaraan Champions kesepuluh, La Decima, serta Copa del Rey pada musim pertamanya. Meskipun berhasil meraih lebih tinggi banyak penghargaan kemudian menerima Trofi Miguel Munoz untuk manajer terbaik di La Kejuaraan pada 2014-2015, ia dipecat pada Mei 2015.

Setelah hengkang dari Real Madrid, Ancelotti kemudian melatih Bayern Munich, dalam mana ia mengungguli Bundesliga dalam musim pertamanya, sebelum melanjutkan karier pada tim Napoli juga Klub sepak bola Everton antara 2018 lalu 2021. Ia kembali ke Real Madrid pada musim panas 2021, di dalam mana ia meraih dua penghargaan ganda La Kompetisi kemudian Kejuaraan Champions pada tahun 2022 lalu 2024.
 

Real Madrid's Italian coach Carlo Ancelotti and his players celebrate victory at the end of the UEFA Champions League semi final second sisi football match between Real Madrid CF and FC Bayern Munich at the Santiago Bernabeu stadium in Madrid on May 8, 2024. (Photo by OSCAR DEL POZO / AFP) (AFP/OSCAR DEL POZO)

Daftar kepelatihan Carlo Ancelotti

– 1992–1995: Italia (asisten)
– 1995–1996: Reggiana
– 1996–1998: Parma
– 1999–2001: Juventus
– 2001–2009: AC Milan
– 2009–2011: Chelsea
– 2011–2013: Paris Saint-Germain
– 2013–2015: Real Madrid
– 2016–2017: Bayern München
– 2018–2019: Napoli
– 2019–2021: Everton
– 2021–sekarang: Real Madrid

Penghargaan individu Carlo Ancelotti

– Serie A Coach of the Year: 2001, 2004
– Albo Panchina d'Oro: 2002–2003, 2003–2004
– UEFA Manager of the Year: 2002–2003
– World Soccer Magazine Manager of the Year: 2003
– The World's Best Club Coach: 2007
– Premier League Manager of the Month: November – 2009, Agustus 2010, Maret 2011, April 2011
– UEFA Champions League Manager of the Year: 2002–2003

Hingga ketika ini, Ancelotti masih berpartisipasi sebagai instruktur serta terus menciptakan sejarah baru ke bola sepak bola. Dengan pengalaman serta pencapaiannya yang dimaksud luar biasa, Carlo Ancelotti permanen bermetamorfosis menjadi salah satu ikon pada bola olahraga, menginspirasi generasi instruktur dan juga pemain muda di dalam seluruh dunia.

Artikel ini disadur dari Profil Carlo Ancelotti, juru taktik legendaris namun pragmatis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *