Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Aksi Boikot Sistem negeri Israel Sukses, Kerugiannya Bisa Simbol Rupiah 180 T

469
×

Aksi Boikot Sistem negeri Israel Sukses, Kerugiannya Bisa Simbol Rupiah 180 T

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM –

Jakarta – Konflik antara tanah Israel kemudian Palestina belum kunjung usai. Hal itu menciptakan adanya pergerakan boikot terhadap hasil dan juga pendukung negeri Israel yang mana terus menyerang Palestina.

Aksi boikot item tanah Israel kemudian yang tersebut mengupayakan negara Israel terus menggaung di dalam dunia. Sejumlah perusahaan yang digunakan menjadi sasaran boikot mulai ketar-ketir.

Mereka memberikan klarifikasi oleh sebab itu pergerakan boikot dilaporkan telah berdampak pada berkurangnya jumlah keseluruhan pelanggan.

Meskipun belum ada laporan nilai kerugian terbaru yang tersebut diderita Israel, namun di laporan Al Jazeera pada 2018 lalu mengungkapkan bahwa aksi boikot berpotensi memunculkan kerugian hingga US$11,5 miliar atau sekitar Rp180,48 triliun (asumsi kurs Rp15.694/US$) per tahun bagi Israel.

Israel jelas khawatir terhadap dampak kerugian ini. Dalam beberapa waktu terakhir, misi prioritas diplomatik negara Israel adalah penanggulangan pergerakan Boikot, Divestasi, juga Sanksi (BDS).

Bahkan, Awal Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah lama bertindak untuk melarang kelompok-kelompok yang digunakan mengupayakan pergerakan boikot. Sebab, ribuan orang dalam negeri Israel disebut berpotensi kehilangan pekerjaan apabila negara mereka diboikot secara penuh oleh internasional.

Dampak boikot terhadap perekonomian Israel

Melansir dari The Jerusalem Post, negara Israel membantah bahwa aksi boikot dapat merugikan mereka. Justru, mereka itu menyebutkan apabila hal itu hanya sekali akan “menambah penderitaan rakyat Palestina, tidak menguranginya.”

Organisasi non-profit berbasis di area Washington, Amerika Serikat (AS), Brookings Institution, menyatakan bahwa aksi BDS tiada akan secara ekstrem mempengaruhi perekonomian Israel. Sebab, sekitar 40 persen ekspor negeri Israel adalah barang “intermediet” atau barang tersembunyi yang tersebut digunakan pada proses produksi barang di area tempat lain, seperti semikonduktor.

Selain itu, sekitar 50 persen dari ekspor negara Israel adalah barang “diferensiasi” atau barang yang bukan dapat digantikan, seperti chip komputer khusus.

Namun, data dari Bank Bumi menunjukkan bahwa ekspor barang-barang “intermediet” mengalami penurunan tajam dari 2014 hingga 2016 sehingga mengakibatkan kerugian sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp94,16 triliun.

Artikel Selanjutnya Hal ini Unit McDonald’s yang mana Ketar-Ketir dengan Seruan Boikot

SUMBER CNBC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *