Scroll untuk baca artikel
Berita

Laut Merah Makin Ngeri, Houthi Menggila Bom Kapal-Minyak Awas

494
×

Laut Merah Makin Ngeri, Houthi Menggila Bom Kapal-Minyak Awas

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM –

Jakarta – Situasi Laut Merah makin tak kondusif. Perairan yang tersebut menjadi jalur 12% perdagangan dunia ini terus digempur pasukan Houthi dari Yaman.

Dalam update terbaru Al-Jazeera Rabu (3/1/2024), perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey, menyatakan sebuah kapal kontainer berbendera Malta telah dilakukan diserang. Ada tiga ledakan muncul sekitar 15 mil (24 km) barat daya al-Makha (Mocha) Yaman.

“Perusahaan yang disebutkan menyatakan bahwa dia memahami bahwa tiga rudal telah terjadi ditembakkan dari arah Kegubernuran Taiz dalam Yaman,” perjelas media Qatar tersebut.

“Kapal yang disebutkan lalu menelepon melalui radio untuk memohon bantuan kapal pertempuran koalisi Amerika Serikat (AS),” tambahnya mengatakan operasi Amerika Serikat juga 19 negara sekutu di dalam Laut Merh untuk mengamankan kapmal dari serangan Houthi “Operation Prosperity Guardian”.

Sebelumnya, huru-hara di area Laut Merah terjadi sejak serangan negeri Israel ke Gaza, Palestina, 7 Oktober. Serangan itu merupakan buntut serbuan secara tiba-tiba kelompok Hamas di area tanggal yang dimaksud sama, sebagai aksi balasan penyerbuan Masjid Al-Aqsa awal 2023 dan juga pendudukan Palestina.

Houthi berjanji menembak semua kapal yang digunakan menuju lalu terkait negeri Israel di tempat perairan itu sampai Tel Aviv menghentikan perangnya. Ini pun menimbulkan Amerika Serikat serta 19 negara membentuk Operation Prosperity Guardian.

Akhir pekan lalu, koalisi ini sempat menembak kemudian menenggelamkan tiga kapal Houthi, ketika kelompok itu melancarkan serangan baru ke kapal Maersk Hangzhou milik raksasa perkapalan Denmark, Maersk. Dilaporkan 10 pasukan Houthi tewas pada insiden itu.

Sesaat setelahnya, Iran yang dimaksud diyakini miliki keterkaitan dengan Houthi, dilaporkan mengirim kapal peperangan Albozt ke perairan itu. Meski tak menjelaskan detil tujuannya, Selasa harga jual minyak sempat naik sebab manuver Iran itu.

Lalu Lintas Barang Terganggu

Perlu diketahui serangan Houthi di dalam Laut Merah telah dilakukan memproduksi hampir 10 operator pelayaran menghindari wilayah tersebut. Dalam updated terbaru CNBC International misalnya, perusahaan pelayaran seperti Maersk, Ocean Network Express (ONE), Hapag Lloyd, kemudian Hyundai Merchant Marine (HMM) masih memilih untuk menghindari perairan itu.

Mereka memilih untuk memutar ke Tanjung Harapan dalam ujung Selatan Afrika. Hal ini dikhawatirkan menganggu pasokan barang kemudian energi global dan juga menciptakan nilai tukar melambung tinggi.

Sejauh ini, situasi yang dimaksud telah dilakukan mempengaruhi perdagangan senilai US$ 225 miliar. Secara keseluruhan, perusahaan angkutan barang Kuehne+Nagel mengatakan, hal ini berdampak pada 330 kapal.

Penyedia data perdagangan global Kpler mengungkapkan total kapal yang melakukan pemutaran via Tanjung Harapan melonjak menjadi 124 pada minggu ini dari 55 pada minggu lalu. Di sisi lain terdapat sedikit peningkatan total kapal kontainer pada Laut Merah, yaitu 21 kapal pada hari Selasa, naik dari 16 kapal pada tanggal 26 Desember.

“Secara bersamaan, analisis kami terhadap lalu lintas melalui Selat Bab Al Mandab (penghubung Laut Merah dan juga Teluk Aden) untuk gabungan semua kapal menunjukkan tren penurunan yang mana konsisten pada penyeberangan baik untuk kapal yang mana menuju utara maupun selatan,” kata Direktur Pelacakan Kapal Kpler, Jean-Charles Gordon.

Kapal Perang Negara-Negara Wara-wiri

Di sisi lain, mulai muncul beberapa negara yang tersebut melindungi kapal dagang milik perusahaan negaranya sendiri. Prancis, misalnya, mengakibatkan kapal induk mereka itu untuk mengawal kapal dagang milik raksasa selama negara itu, CMA CGM.

“Negara-negara melindungi kepentingan mereka. Yang saya lihat adalah kurangnya pemahaman tentang cara kerja pelayaran serta cara kerja perdagangan global,” kata direktur utama perusahaan data Windward lalu mantan perwira angkatan laut Israel, Ami Daniel.

“Perdagangan tambahan dari sekedar bendera yang tersebut dikaitkan dengan sebuah kapal. 130 kapal dimiliki juga dioperasikan oleh perusahaan yang mana berdomisili di area Negeri Paman Sam namun tak berbendera AS. Saat Anda memperluas asosiasi bendera, ada perbedaannya,” tambanya.

Harga Minyak Waspada

Di sisi lain, nilai tukar minyak yang fluktuatif lantaran serangan Houthi. Meski sempat naik awal perdagangan Selasa, nilai minyak kembali turun pada penutupan.

Para tukang jualan memang sebenarnya tegang di area Laut Merah. Tapi rekor produksi minyak mentah yang digunakan dibuat Negeri Paman Sam disamping perasaan khawatir terhadap permintaan di area China, menghasilkan penurunan terjadi.

Kontrak The West Texas Intermediate untuk bulan Februari turun US$1,27 atau 1,77% menjadi US$70,38 per barel. Brent untuk kontrak Maret turun US$1,15 atau 1,49% dari awal diperdagangkan pada US$75,89.

“Pasar pada dasarnya menyatakan kami akan menanti serta meninjau sampai sesuatu terjadi,’” kata kepala strategi komoditas global pada RBC Capital Markets, Helima Croft.

“Tetapi setiap hari keadaannya menjadi semakin serius,” tambahnya memohon kewaspadaan.

Artikel Selanjutnya BP Setop Pengiriman Melalui Laut Merah Hindari Drone Houthi

SUMBER CNBC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *