Scroll untuk baca artikel
Berita

Deretan Bank Luar Negeri yang mana Kompak Tinggalkan Indonesia

410
×

Deretan Bank Luar Negeri yang mana Kompak Tinggalkan Indonesia

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM –

  • Rabobank Indonesia
  • Bank RBS Indonesia
  • Bank ANZ Indonesia

Jakarta – Bank asing belakangan kompak meninggalkan Indonesia, baik setop beroperasi sepenuhnya maupun melepas industri ritelnya di tempat sini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Citibank, N.A. Indonesia (Citi Indonesia) telah lama resmi menghentikan industri consumer banking pasca transaksi jual beli aset lalu liabilitas untuk PT Bank UOB Indonesia rampung pada Awal Minggu (20/11/2023). Pengalihan aset kemudian liabilitas consumer banking Citibank ke UOB Indonesia berlaku efektif mulai tanggal 18 November 2023.

Usai transaksi jual beli ini, Citi Indonesia ke depannya akan fokus ke usaha corporate banking juga tetap memperlihatkan akan menyalurkan kredit consumer secara tidaklah langsung.

Seperti diketahui, jualan perusahaan ritel itu sejalan dengan strategi global Citigroup, yang digunakan menetapkan belaka beberapa usaha consumer lalu retail di dalam luar Amerika Utara yang digunakan akan tetap saja beroperasi. Antara lain, di dalam Hong Kong, Singapura, Inggris, serta Timur Tengah.

Namun, bukanlah hanya sekali Citigroup yang menghentikan bidang usaha konsumernya di tempat Indonesia. Bank asing jika Inggris, Standart Chartered Bank Indonesia (SCBI) berada dalam mengedarkan kredit ritelnya ke bank milik Grup MUFG PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN). Rencananya, aksi ini akan segera rampung pada kuartal IV-2023.

Terbaru, PT OCBC NISP Tbk. (NISP) telah lama meneken pembelian saham 99,00% PT Bank Commonwealth (PTBC) milik Commonwealth Bank Australia (CBA). PTBC mengumumkan pemasaran saham ini sejalan dengan strategi CBA untuk menjadi tambahan efisien serta lebih tinggi baik dengan berfokus pada kegiatan bisnis domestik di dalam Australia juga New Zealand.

Sebelumnya, ada pula sebagian bank asing yang dimaksud telah dilakukan hengkang dari sektor perbankan Indonesia.

Rabobank Indonesia

Pada bulan April 2019, PT Rabobank Internasional Indonesia mulai menghentikan operasinya, setelahnya 29 tahun berbisnis di tempat Indonesia. Tepatnya, Rabobank Indonesia berdiri pada tahun 1990.

Keputusan ini merupakan bagian dari strategi global dari Rabobank Group dengan syarat Belanda itu. Yakni, terkait dengan visi Banking for Food yang digunakan berfokus pada rantai pasokan internasional untuk sektor pangan juga agrikultur.

Rabobank memutuskan hengkang dari Indonesia oleh sebab itu alasan kerugian yang mana dialami selama bertahun-tahun. Berdasarkan laporan bulanan yang mana disampaikan perseroan, hingga Maret 2019, perseroan melaporkan kerugian Simbol Rupiah 9,78 miliar.

Pendapatan bunga bersih perseroan tercatat semata-mata Rupiah 103,67 miliar secara tahunan terus turun dibandingkan periode yang sebanding tahun lalu sebesar Simbol Rupiah 106,1 miliar.

Total nilai Aset pada Maret 2018 itu mencapai Mata Uang Rupiah 17,38 triliun. Sementara itu, total liabilitas perseroan tercatat sebesar Simbol Rupiah 15,37 triliun dengan total ekuitas Rupiah 2,02 triliun.

Pada Desember 2019, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengumumkan langkah untuk mengakuisisi Rabobank Indonesia. Pembelian ini diadakan melalui anak perniagaan BCA, BCA Finance.

Bank RBS Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha kantor cabang asing The Royal Bank of Scotland N.V. (RBS) di dalam Indonesia pada Februari 2018. Pencabutan ini dilaksanakan berhadapan dengan permintaan kantor pusat RBS dalam Belanda yang digunakan disampaikan pada OJK pada 1 November 2016.

RBS setop beroperasi dikarenakan induk usaha merubah strategi usaha perusahaan, Selain menyembunyikan industri di tempat Indonesia, RBS pusat juga menyembunyikan operasi di area 24 negara lainnya. RBS Indonesia mulai beropoerasi pada tahun 1969.

Bank ANZ Indonesia

Pada tahun 2018, PT Bank ANZ Indonesia selama Australia, resmi melepas perusahaan ritel mereka pada Indonesia terhadap PT Bank DBS Indonesia selama Singapura. ANZ Indonesia sendiri sudah berdiri RI sejak tahun 1973.

Lini kegiatan bisnis yang tersebut dilepas melingkupi kredit ritel juga layanan dana pelanggan kaya atau wealth management. Tidak hanya saja di area Indonesia, ANZ berjualan lini kegiatan bisnis miliknya itu di tempat Singapura, Hong Kong, Cina, juga Taiwan.

Penjualan ini mengakibatkan kerugian bagi ANZ sebesar US$ 265 jt atau sekitar Rp3,4 triliun. Langah ini berkaitan dengan inovasi strategi serta fokus usaha ANZ dalam kawasan Asia.

Pada bula Oktober 2016, DBS sudah mengumumkan rencana pengambilalihan Bisnis Retail lalu Wealth Management ANZ pada pangsa dalam Singapura, Hong Kong, China, Taiwan dan juga Indonesia.

Barclays merupakan bank asing yang paling cepat meninggalkan Indonesia. Bank jika Inggris ini masuk Indonesia pada 2008 dengan mengakuisisi Bank Akita lalu mengganti nama perusahaan jadi Bank Barclays Indonesia.

Ini sejalan dengan strategi raksasa bank di tempat Inggris itu untuk reorganisasi melalui 3 divisi terpisah yakni Global Retail Banking (GRB), Corporate and Investment Banking and Wealth Management (CIBWM) dan juga Absa. Absa adalah salah satu kelompok usaha finansial terbesar dalam Afrika Selatan.

Langkah ini menelan biaya hingga 100 jt pound atau sekitar US$ 150 juta. Barclays juga berniat berjualan Bank Akita atau Bank Barclays Indonesia pada waktu yang digunakan tepat.

Artikel Selanjutnya Ini adalah Penyebab Bank Mancanegara Rontok di dalam RI, Ekonom & OJK Buka Suara

SUMBER CNBC.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *