TEGALPOS.COM –
Jakarta – Rupiah tampak mulai menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lantaran mulai beralih fokus menanti rilis data dunia usaha RI yang dimaksud diproyeksi tetap memperlihatkan positif.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup menguat terhadap dolar Negeri Paman Sam pada penutupan perdagangan Hari Jumat (2/2/2024) sebesar 0,67%ke level Rp15.655/US$.
Penguatan rupiah ini juga sudah terjadi enam hari beruntun sejak 26 Januari 2024 lalu merupakan sikap ketika ini merupakan yang mana tertinggi sejak 23 Januari 2024.
Dalam sepekan, rupiah menguat 1%. Perkuatan ini sekaligus mengakhiri tren buruk dalam mana rupiah ambruk pada empat pekan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan data perkembangan perekonomian kuartal IV-2023 kemudian sepanjang 2023.
Konsensus bursa yang mana dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi memperkirakan peningkatan dunia usaha pada Oktober-Desember 2023 atau kuartal IV mencapai 5,01% (year on year/yoy) lalu berkembang 0,42% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq).
Sebagai catatan, dunia usaha Indonesia berkembang 4,94 (yoy) kemudian 1,60% (qtq) pada kuartal III-2023.
Dengan menghitung peningkatan sektor ekonomi kuartal I-III pada 2023 dan juga proyeksi kuartal IV-2023 maka perkembangan dunia usaha full year 2023 akan berada di area hitungan 5,04%. Pertumbuhan akan lebih banyak rendah dibandingkan pada 2022 sebesar 5,31%.
Data Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan berdasarkan proses 29 Januari-1 Februari 2024, penanam modal asing mencatat beli neto sebesar Simbol Rupiah 8,51 triliun terdiri beli neto Rp5,51 triliun dalam bursa SBN, beli neto Rp2,46 triliun pada bursa saham, serta beli neto Rp0,54 triliun di tempat Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Kondisi ini berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya pada mana penanam modal asing mencatatkan data net sell sebesar Simbol Rupiah 3,2 triliun.
Kendati begitu, masih ada tantangan dari eksternal bagi lingkungan ekonomi keuangan RI yang dimaksud datang dari Negeri Paman Sam dengan kondisi pangsa tenaga kerja masih ketat.
Pada hari terakhir pekan lalu (2/2/2024) Biro Ketenagakerjaan Negeri Paman Sam melaporkan data pekerjaan tercatat di dalam luar pertanian (nonfarm payroll/NFP) periode Januari 2024 sebanyak 353.000. Jauh dari ekspektasi yang mana perkiraan dapat turun ke 182.000 dari bulan sebelumnya sebesar 333.000 pekerjaan.
Tingkat pengangguran juga meleset dari perkiraan yang proyeksi dapat naik ke 3,8â„…. Realisasi-nya pada Januari 2024 nomor pengangguran masih serupa dari bulan sebelumnya dalam 3,7â„….
Teknikal Rupiah
Secara teknikal pada basis waktu per jam, tren pergerakan rupiah sudah ada berbalik menguat pasca berhari-hari melemah. Rupiah sudah ada berhasil menembus ke bawah garis rata-rata selama 200 jam (Moving Average/MA 200).
Dengan begitu, kedudukan MA200 sekarang menjadi resistance terdekat yang dimaksud patu diantisipasi jikalau rupiah berbalik arah melemah, yakni di dalam tempat Rp15.695/US$, atau nyaris mendekati level psikologis Rp15.700/US$.
Berikutya, untuk support atau target penguatan pada jangka pendek, pelaku lingkungan ekonomi sanggup mencermati kedudukan Rp15.600/US$. Hal ini didapatkan dari garis horizontal berdasarkan low candle 19 Januari 2024 yang dimaksud diuji secara intraday.
Pergerakan rupiah melawan dolar AS |
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya Inflasi RI Melandai ke 2,61%, Bagaimana Efeknya ke Rupiah?
SUMBER CNBC.COM