TEGALPOS.COM – Jakarta – Serangan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini terhadap kelompok Houthi Yaman nampaknya tak akan mengakhiri ancaman yang dimaksud merekan timbulkan terhadap pelayaran internasional, akibat pemberontak yang mana didukung Iran telah terjadi bertahan selama bertahun-tahun dari pemboman udara besar-besaran yang mana dijalankan negara-negara Teluk.
Pasukan Negeri Paman Sam serta Inggris berusaha mencapai hampir 30 lokasi dengan lebih besar dari 150 amunisi di semalam kemudian menyerang dengan drone, rudal dan juga radar yang digunakan untuk membasmi pemberontak yang tersebut sudah pernah berulang kali menyerang kapal dagang pada Laut Merah di beberapa pekan terakhir.
AS masih memiliki opsi militer tambahan lalu para pejabat tinggi telah dilakukan memberi peringatan tindakan tambahan lanjut jikalau serangan pada Laut Merah terus berlanjut. Namun perluasan serangan udara dalam Yaman juga berisiko meningkatkan eskalasi dengan Iran, yang digunakan ingin dihindari oleh AS.
Letnan Jenderal Negeri Paman Sam Douglas Sims menyatakan Houthi sudah menembakkan rudal balistik anti-kapal sebagai tanggapan menghadapi serangan AS. Dengan demikian, Sims mengantisipasi dampak yang lebih banyak luas berhadapan dengan kondisi ini.
“Retorika Houthi cukup kuat serta cukup tinggi. Saya perkirakan merek akan mencoba melakukan semacam pembalasan,” katanya untuk wartawan, disitir dari Reuters.
Jon Alterman, direktur Proyek Timur Tengah di tempat Pusat Studi Vital serta Internasional, menyatakan menurutnya serangan baru-baru ini akan mengempiskan tetapi tidak ada mengakhiri ancaman Houthi terhadap pelayaran di dalam Laut Merah.
“Tantangannya adalah menyebabkan kelompok Houthi menyimpulkan bahwa tambahan banyak serangan akan merugikan kepentingan mereka. Masih berjauhan dari jelas bahwa dia telah mencapai kesimpulan itu,” katanya.
Mark Schwartz, pensiunan letnan jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat kemudian ketika ini menjadi rekan senior di tempat RAND, juga mengungkapkan bahwa ia memperkirakan serangan Houthi terhadap kapal-kapal perkapalan akan terus berlanjut.
“Saya pikir dia akan terus mencoba menyerang kapal maritim. Mungkin kapal komersial, mungkin saja tidaklah sebanyak kapal militer yang ada dalam sana,” kata Schwartz, mengacu pada semakin banyaknya kapal pertempuran yang tersebut dikerahkan ke Laut Merah untuk membantu mencegat juga menghalangi Houthi. serangan drone serta rudal.
Kelompok Houthi sudah menjadi sasaran ribuan serangan dari koalisi pimpinan Arab Saudi sejak tahun 2015, namun Riyadh sekarang menginginkan gencatan senjata. Arab Saudi telah dilakukan mengeluarkan militernya dari negara yang dimaksud akibat pemberontak belum terkalahkan dan juga masih menguasai sebagian besar wilayah Yaman.
Kelompok ini mengklaim bahwa mereka itu berusaha mencapai kapal-kapal yang mana terkait dengan negeri Israel untuk membantu warga Palestina pada Gaza, medan konflik negeri Israel di memerangi kelompok militan Hamas. Sementara itu, Negeri Paman Sam berdalih bahwa puluhan negara miliki hubungan erat dengan kapal-kapal yang digunakan sudah diserang Houthi tersebut.
Artikel Selanjutnya Biaya Logistik Naik Imbas Serangan Houthi Di Laut Merah
SUMBER CNBC.COM