Scroll untuk baca artikel
Inspirasi

Awas! Terlalu Sering serta Kelamaan Duduk Tingkatkan Risiko Kematian

480
×

Awas! Terlalu Sering serta Kelamaan Duduk Tingkatkan Risiko Kematian

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM –

Jakarta – Studi terbaru menemukan bahwa orang yang terlalu kerap duduk miliki risiko kematian yang dimaksud lebih lanjut tinggi daripada orang yang tersebut kerap berdiri serta berjalan.

Melansir dari South China Morning Post (SCMP), studi yang tersebut meneliti hampir 500 ribu orang di tempat Taiwan selama 13 tahun menemukan bahwa terlalu kerap duduk meningkatkan risiko kematian sebesar 16% kemudian risiko kematian akibat kardiovaskular sebesar 34% lebih lanjut tinggi.

Namun, para peneliti mengatakan, “meninggalkan meja” untuk beristirahat dengan berjalan kemudian berolahraga ringan selama 15 hingga 30 menit per hari dapat mengimbangi risiko kematian termasuk akibat kardiovaskular tersebut.

“Risiko penting terkait duduk pada waktu yang digunakan lama di dalam tempat kerja dapat dikurangi dengan melakukan istirahat teratur juga melakukan aktivitas fisik tambahan,” lapor para peneliti pada Taiwan lalu Amerika Serikat (AS), Hari Sabtu (27/1/2024).

“Perubahan sistemik, seperti lebih banyak kerap istirahat, meja berdiri, area kerja yang dimaksud ditentukan untuk aktivitas fisik, dan juga kegunaan keanggotaan gym dapat membantu menghurangi risiko,” lanjut laporan dia pada sebuah artikel yang diterbitkan di area jurnal medis JAMA Network Open.

Dalam studi, para peneliti menganalisis data yang digunakan dikumpulkan dari karyawan penuh waktu (full time) pada menghadapi usia 20 tahun. Fakta ini adalah bagian dari kegiatan pemeriksaan kondisi tubuh tahunan atau dua kali setahun di dalam Taiwan antara 1996 dan juga 2017.

Dokter memperagakan proses vaksinasi pada waktu simulasi pemberian vaksin di tempat Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). otoritas Daerah Perkotaan Depok akan mengadakan simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Pusat Kota Depok. Adapun yang dimaksud hadir bukanlah warga sungguhan yang mana hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat beberapa orang tahapan alur yang akan diterapkan otoritas Daerah Perkotaan Depok pada pemberian vaksin. Orang yang dimaksud masuk di kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya merekan duduk dalam ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian mengawaitu giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang sudah divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Simulasi pemberian vaksin pandemi Covid-19 dalam Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Dokter memperagakan proses vaksinasi pada waktu simulasi pemberian vaksin pada Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). pemerintahan Daerah Perkotaan Depok akan mengatur simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari total penduduk Daerah Perkotaan Depok. Adapun yang mana hadir bukanlah warga sungguhan yang hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat beberapa tahapan alur yang akan diterapkan eksekutif Perkotaan Depok pada pemberian vaksin. Orang yang dimaksud masuk di kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya mereka duduk di tempat ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian menanti giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang telah dilakukan divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Sebagai catatan, para peneliti tiada menggunakan data para karyawan yang dimaksud telah memiliki atau didiagnosa mengidap penyakit kardiovaskular.

Dalam kuesioner yang dimaksud diberikan, para kontestan penelitian wajib menjawab pertanyaan “apakah dia rutin duduk, sebagian besar duduk lalu berdiri sambil melakukan aksi berulang-ulang pada waktu bekerja, atau sebagian besar waktu dia berdiri juga berjalan-jalan”.

Selama 13 tahun penelitian, para ahli mencatatkan lebih tinggi dari 26 ribu kematian. Lalu, 57% di tempat antara jumlah agregat kematian yang dimaksud terjadi pada partisipan yang dimaksud mengaku terlalu kerap duduk pada tempat kerja.

Selain itu, 60% kematian pada kelompok “terlalu rutin duduk”, terkait dengan penyakit kardiovaskular.

Penulis utama sekaligus profesor pada Fakultas Bidang Kesehatan Warga pada Universitas Kesehatan Taipei, Wayne Gao, mengungkapkan bahwa langkah simpel dapat mengempiskan risiko kebugaran akibat duduk terlalu lama.

“Orang-orang harus menghentikan kebiasaan terlalu lama duduk dengan bergerak secara teratur. Pengingat setiap jam dalam ponsel untuk berjalan sebanyak 300 hingga 500 langkah sangat membantu,” kata Gao.

“Di luar pekerjaan, berjalan kaki adalah cara yang tersebut baik untuk meningkatkan aktivitas fisik,” lanjutnya.

Tim peneliti juga mengungkapkan bahwa perusahaan dapat menentukan waktu istirahat bagi staf kantor lalu menyediakan area untuk aktivitas fisik di dalam waktu senggang, dan juga mengatur kegiatan kelompok untuk membantu pekerja tetap memperlihatkan aktif.

Sementara itu, Organisasi Bidang Kesehatan Global (WHO) merekomendasikan setiap orang untuk membatasi waktu duduk kemudian rutin menggerakkan tubuh demi menjaga kesehatan. Menurut WHO, terlalu lama duduk dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan juga hiperglikemia tipe 2.

SUMBER CNBC.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *