Berita

BTN Ajak Muhammadiyah Jadi Komisaris juga Pemegang Saham Bank Syariah

460

Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) berharap Muhammadiyah bisa saja masuk ke BTN Syariah sebagai pemegang saham. Sebagaimana diketahui, BTN hendak memisahkan unit bisnis syariah dengan mendirikan perusahaan baru atau spin off

“Kita pengen malah [Muhammadiyah] bergabung memiliki, ya. Mau minority, tapi kita sanggup bicarakan,” kata Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu pada waktu ditemui di dalam Menara BTN, Selasa (15/10/2024).

Nixon menjelaskan kerja sejenis dengan Muhammadiyah diperlukan oleh sebab itu BTN Syariah membutuhkan organisasi warga Islam besar yang mana miliki biosfer industri yang tersebut baik.

“Karena memang benar kita wajib ada ormas Islam besar, reputable, baik, lalu bisa jadi juga miliki sistem ekologi industri yang mana saling menguntungkan antara Muhammadiyah lalu BTN Syariah. Karena guru-guru kan butuh KPR, banyak banget,” jelas Nixon.

Nixon juga berharap Muhammadiyah dapat masuk kursi komite komisaris BTN Syariah, usai spin off nanti. “Kita berharap sanggup menggandeng, [berharap] masuk,” ucapnya.

Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebelumnya mengungkapkan pihaknya belum ada rencana untuk masuk ke BTN Syariah. Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas memaparkan kemungkinan besar sudah ada ada pembicaraan masalah peluang kerja sebanding dengan BTN pada waktu para direksi menyambangi Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta bulan Agustus lalu.

“Enggak [ada rencana]. Berbincang [soal itu], kemungkinan besar ada ya. Tapi enggak ada. Konteksnya, ya Muhammadiyah belum bicara tentang pembelian bank ya. Belum bicara tentang mendirikan bank. Cuman menata, mengkonsolidasikan. Kemudian BPRS-BPRS yang dimaksud ada sekarang ini ya dibenahin ya,” ujar Anwar selepas Annual Meeting Dewan Pengawas Syariah ke Grand Mercure, hari terakhir pekan (11/10/2024) lalu.

Anwar mengemukakan pihaknya pada waktu ini lebih tinggi memilih untuk membenahi terlebih dahulu Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) milik Muhammadiyah yang dimaksud jumlahnya mendekati sebanyak-banyaknya 20 bank.

Terkait serangkaian spin off BTN Syariah, Nixon mengungkapkan pihaknya telah dilakukan menyepakati tarif dengan calon bank syariah yang digunakan akan berubah jadi cangkang pada rangka spin off. Nixon mengutarakan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atau Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) diharapkan bisa saja rampung tahun ini, serta kegiatan pembelian akan disepakati awal tahun depan.

Dengan demikian proses spin off BTN Syariah diharapkan dapat rampung di dalam bulan Juni atau Juli 2025. Adapun ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharuskan unit bidang usaha syariah (UUS) untuk spin off di dua tahun usai jumlah total asetnya mencapai minimal Rp50 triliun atau sebesar 50% dari aset bank induk.

Per semester I-2024, aset BTN Syariah berhasil meningkat 24,53% secara tahunan berubah menjadi Rp46,52 triliun.

Next Article Kabar Terbaru BTN (BBTN) Akuisisi Muamalat, Jadi atau Batal?

Artikel ini disadur dari BTN Ajak Muhammadiyah Jadi Komisaris dan Pemegang Saham Bank Syariah

Exit mobile version