Budaya Indonesia

Budaya Kalimantan Selatan: Sejarah, Agama, Dan Budaya Banjar

1984

Budaya Kalimantan Selatan: Sejarah, Agama, dan Budaya Banjar

Kalimantan Selatan, provinsi yang terletak di bagian selatan Pulau Kalimantan, memiliki kekayaan budaya yang beragam dan unik. Budaya Banjar, sebagai budaya mayoritas di wilayah ini, telah berkembang selama berabad-abad dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sejarah, agama, dan pengaruh luar.

Sejarah

Sejarah Kalimantan Selatan tidak dapat dipisahkan dari Kerajaan Banjar, yang didirikan pada abad ke-14. Kerajaan ini berkembang pesat dan mencapai puncak kejayaan pada abad ke-18. Selama masa ini, pengaruh Islam mulai masuk dan menyebar luas di wilayah tersebut.

Pada abad ke-19, Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Hindia Belanda. Pengaruh kolonial Belanda membawa perubahan signifikan pada struktur sosial dan ekonomi masyarakat Banjar. Namun, budaya Banjar tetap bertahan dan terus berkembang.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Kalimantan Selatan menjadi salah satu provinsi di Republik Indonesia. Sejak saat itu, terjadi perpaduan antara budaya Banjar dengan budaya nasional dan pengaruh modern.

Agama

Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan beragama Islam. Islam masuk ke wilayah ini pada abad ke-16 melalui para pedagang dan ulama dari Jawa dan Arab. Sejak saat itu, Islam menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Banjar.

Selain Islam, terdapat juga agama lain yang dianut oleh sebagian kecil penduduk, seperti Kristen, Hindu, dan Buddha. Kerukunan antarumat beragama di Kalimantan Selatan terjaga dengan baik.

Budaya Banjar

Budaya Banjar memiliki ciri khas yang membedakannya dari budaya-budaya lain di Indonesia. Beberapa aspek budaya Banjar yang menonjol antara lain:

  • Bahasa Banjar: Bahasa Banjar merupakan bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Banjar. Bahasa ini memiliki dialek yang berbeda-beda di setiap daerah.
  • Rumah Banjar: Rumah Banjar adalah rumah tradisional masyarakat Banjar yang terbuat dari kayu ulin. Rumah ini memiliki ciri khas berupa atap yang tinggi dan lantainya yang tinggi dari tanah.
  • Tari Banjar: Tari Banjar adalah tari tradisional yang menggambarkan kehidupan masyarakat Banjar. Tari ini biasanya diiringi oleh musik panting, yaitu musik tradisional Banjar.
  • Wayang Banjar: Wayang Banjar adalah pertunjukan wayang kulit yang berasal dari Kalimantan Selatan. Wayang ini memiliki ciri khas berupa tokoh-tokoh yang berwajah bulat dan bermata besar.
  • Lambung Mangkurat: Lambung Mangkurat adalah epos atau cerita rakyat yang menceritakan tentang asal-usul masyarakat Banjar. Epos ini menjadi bagian penting dari identitas budaya Banjar.

Selain aspek-aspek tersebut, budaya Banjar juga kaya akan seni kerajinan, seperti anyaman rotan, pembuatan kain sasirangan, dan pembuatan perhiasan. Kuliner Banjar juga terkenal dengan cita rasanya yang khas, seperti soto Banjar, ketupat kandangan, dan amparan tatak.

Pengaruh Luar

Budaya Banjar tidak lepas dari pengaruh budaya luar. Pengaruh Hindu-Buddha terlihat pada beberapa tradisi dan kepercayaan masyarakat Banjar. Pengaruh Jawa juga terlihat pada bahasa dan kesenian Banjar. Selain itu, pengaruh Melayu dan Arab juga dapat ditemukan dalam budaya Banjar.

Perpaduan berbagai pengaruh budaya ini telah menciptakan kekayaan dan keragaman budaya Banjar. Budaya Banjar terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman, namun tetap mempertahankan ciri khas dan identitasnya yang unik.

Kesimpulan

Budaya Kalimantan Selatan merupakan perpaduan harmonis antara sejarah, agama, dan pengaruh luar. Budaya Banjar, sebagai budaya mayoritas, telah berkembang selama berabad-abad dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Kalimantan Selatan. Kekayaan dan keragaman budaya Banjar menjadi aset berharga bagi Indonesia dan dunia.

Exit mobile version