Berita

Cadangan Nikel Melimpah, RI Bisa Jadi Basis Ekspor EV dalam Asia

116

Jakarta– pimpinan Maju Motor Group Alvin Kennedy menyampaikan bahwa Indonesi mampu menjadi basis ekspor electric vehicle (EV). Hal ini didukung kuat dengan cadangan nikel RI yang tersebut tercatat sangat besar di dalam dunia.

“Kalau bisa jadi di dalam utilisasi, kita sanggup berubah menjadi basis ekspor electric vehicle untuk market ASEAN lalu Asia. Ini adalah luar biasa efeknya. Dan kita perlu membesarkan bidang EV di dalam Indonesia agar kita punya Research and development (RnD) dalam Negara Indonesia untuk terus mengembangkan lapangan usaha EV berbasis nikel,” kata Alvin pada Rakornas Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) 2024, Hari Senin (14/10/2024).

Untuk diketahui cadangan komoditas nikel di dalam Indonesia masih bermetamorfosis menjadi yang digunakan terbesar dalam bumi atau setara dengan 23% cadangan pada dunia. Berdasarkan data yang tercantum di di Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 132/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan juga Cadangan Minerba Nasional Tahun 2023, tercatat total cadangan bijih nikel RI mencapai 5,3 miliar ton, tepatnya 5.325.790.841 ton.

Sementara, produksi bijih nikel Nusantara sepanjang 2023 mencapai 175 jt ton, atau tepatnya 175.617.183 ton.

Adapun nikel merupakan komponen substansi baku penyimpan daya listrik untuk EV. Bahkan nikel pada waktu ini sedang dibanding-bandingkan dengan Lithium-Ferro-Phosphate (LFP) sebagai komponen kendaraan listrik khususnya Tesla.

Beberapa keunggulan pemakaian nikel untuk mobil listrik, seperti elemen penyimpan daya nikel berdensitas energi lebih tinggi tinggi. Hal ini berarti mobil listrik yang dimaksud menggunakan penyimpan daya nikel dapat lebih banyak tahan lama oleh sebab itu daya listriknya yang lebih banyak tinggi.

Di sisi lain, kinerja akumulator LFP sanggup turun hingga 60% pada musim dingin. Bahan penyimpan daya LFP disebut dapat terhenti dalam bawah suhu -10 derajat.

Berdasarkan data Badan Daya Internasional (IEA) mencatatkan data pengaplikasian nikel permanen bermetamorfosis menjadi komponen penyimpan daya listrik terbesar dengan pangsa lingkungan ekonomi sebesar 60%. Sedangkan pemanfaatan sel LFP pada mobil listrik hanya sekali sebesar 27% pada tahun 2022.

“Industri ini penting untuk Indonesia. Pertama peluang market kita terbesar dalam ASEAN, yang digunakan akan mendatangkan penanaman modal ke sektor domestik juga ekspor,” pungkas Alvin.

Next Article Rapor Penanaman Modal di dalam Era Prabowo-Gibran Bakal Kencang, Kok Bisa?

Artikel ini disadur dari Cadangan Nikel Melimpah, RI Bisa Jadi Basis Ekspor EV di Asia

Exit mobile version