Nilai Rupiah Terpuruk, Saham Komoditas Pertambangan Jadi Primadona
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memicu kekhawatiran, namun di sisi lain justru membuka peluang investasi menarik. Dolar AS melesat menyentuh angka Rp16.100, menurut Google Finance.
Pada masa sulit bagi rupiah ini, beberapa saham menunjukkan potensi keuntungan. Salah satu sektor yang menjanjikan adalah perusahaan yang memperoleh pendapatan dalam dolar AS, sementara bebannya dibayarkan dalam rupiah.
Keuntungan Kurs bagi Perusahaan Komoditas
Pelemahan rupiah menguntungkan perusahaan dengan pendapatan mata uang asing karena nilai pendapatannya naik ketika dikonversi ke rupiah. Sementara itu, beban yang dibayarkan dalam rupiah relatif tidak terpengaruh, sehingga margin keuntungan meningkat.
Sektor pertambangan menjadi contoh perusahaan dengan karakteristik tersebut. Pendapatan dari ekspor komoditas biasanya didapat dalam mata uang asing, seperti dolar AS.
Namun, perusahaan pertambangan yang beroperasi di Indonesia dapat membayar biaya kontraktor dan sewa alat berat dalam rupiah. Kondisi ini semakin memperlebar keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi nilai tukar.
Korelasi dengan Harga Komoditas
Selain itu, saham komoditas juga menarik karena pasar komoditas cenderung bergerak berlawanan arah dengan nilai tukar. Saat rupiah melemah, harga komoditas tertentu cenderung naik. Saham perusahaan pertambangan dan perkebunan menjadi pilihan yang menjanjikan dalam situasi ini.
Namun, investor harus tetap waspada dan menganalisis kondisi perusahaan, prospek industri, dan pasar global secara menyeluruh sebelum berinvestasi.
Meskipun pelemahan rupiah menguntungkan beberapa sektor, tetap ada risiko terkait inflasi dan stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio tetap menjadi strategi bijak dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu.
Artikel ini disadur dari Dolar AS Tembus Rp16.000, Perusahaan Ini Siap-siap Untung Besar
