Berita

Duh Mr Sunak, Ekonomi Inggris “Ga Gerak” dalam Q3

1100

TEGALPOS.COM – Jakarta – Produk domestik bruto (PDB) Inggris tiada menunjukkan pertumbuhan triwulanan dalam tiga bulan hingga akhir September, menyusul kenaikan sebesar 0,2% pada triwulan sebelumnya.

Secara tahunan, PDB Inggris pada kuartal ketiga lebih besar lanjut tinggi 0,6% dibandingkan periode yang mana identik pada tahun 2022. Di sisi lain, output sektor jasa turun 0,1% pada kuartal ini, namun penurunan yang digunakan diimbangi oleh peningkatan kinerja penyelenggaraan sebesar 0,1%, sementara sektor produksi stagnan.

Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengatakan inflasi yang mana mana tinggi masih menjadi satu-satunya hambatan terbesar bagi pertumbuhan dunia usaha pada negara tersebut, di tempat tempat mana indeks biaya konsumen tetap berada pada dalam nomor 6,7% year-on-year pada September.

ADVERTISEMENT

 

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Cara terbaik untuk menumbuhkan perekonomian kita secara berkelanjutan saat ini adalah tetap berpegang pada rencana kita juga menekan inflasi,” kata Hunt, ” kata Hunt, seperti dikutip CNBC International, Jumat (10/11/2023).

“Pernyataan Musim Gugur akan fokus pada bagaimana kita menyebabkan perekonomian tumbuh kembali secara sehat dengan membuka investasi, menimbulkan warga kembali bekerja juga mereformasi layanan umum sehingga kita dapat mencapai pertumbuhan yang dimaksud dibutuhkan negara kita.”

Lindsay James, ahli strategi pembangunan sektor ekonomi pada dalam Quilter Investors, mengatakan bilangan bulat pada Jumat mengkonfirmasi perlambatan yang mana semakin ditandai oleh indikator-indikator utama dalam beberapa bulan terakhir.

Menurutnya, salah satu indikatir adalah belanja konsumen kemudian aktivitas bidang usaha yang yang disebut menunjukkan adanya keretakan, sehingga melemahkan permintaan tenaga kerja.

“Data bulan September memberikan kejutan positif berkat kuatnya sektor jasa Inggris, namun tak cukup untuk mengimbangi data negatif bulan Juli serta menghasilkan pertumbuhan apa pun dalam kuartal ketiga dibandingkan kuartal sebelumnya. Meskipun dapat menghindari resesi tahun ini, tiada ada adanya pertumbuhan saat ini berarti perekonomian Inggris stagnan dengan cuma pertumbuhan sektor ekonomi sebesar 0,2% dalam enam bulan terakhir,” jelasnya.

“Sayangnya, bagi banyak orang, penderitaan perekonomian semata-mata tertunda. Sebagaimana Bank of England menyatakan pada awal bulan ini bahwa lebih tinggi besar dari separuh dampak kenaikan suku bunga terhadap tingkat PDB masih akan terjadi, perekonomian Inggris menghadapi tantangan yang itu semakin besar mendekati tahun 2024.”

 

SUMBER CNBCINDONESIA.COM

Exit mobile version