Jakarta, CNBC Indonesia – Harta kekayaan pemilik grup Djarum, Hartono bersaudara menyalip konglomerat batu bara Low Tuck Kwong. Berdasarkan dara Forbes Real Time Billionaires R. Budi kemudian Michael Hartono memiliki harta US$ 23,5 miliar (Rp 384,9 triliun) dan juga Michael Hartono mempunyai kekayaan US$ 22,6 miliar (Rp 370,2 triliun). Sementara Low Tuck Kwong miliki kekayaan US$ 20,8 miliar (Rp 340,7 triliun).
Kendati demikian, Prajogo Pangestu masih mempertahankan gelar kejuaraan pendatang paling kaya ke Tanah Air dengan harta US$ 62 miliar (Rp 1.015,5 triliun).
Adapun banyak warga mengira sumber kekayaan terbesar duo Hartono berasal dari usaha rokok kretek yang tersebut mereka itu miliki saja. Sebagaimana diketahui, Robert dan juga Michael Hartono merupakan anak dari pendiri perusahaan rokok kretek Djarum, Oei Wie Gwan.
Grup Djarum melebarkan sayap mulai tahun 1972 dengan melakukan ekspor juga melakukan produksi menggunakan mesin pada 1981 hingga bermetamorfosis menjadi perusahaan rokok terbesar dalam Tanah Air. Beberapa komoditas Djarum yang digunakan dikenal rakyat yakni Djarum Coklat, Djarum 76, Djarum Super, hingga Djarum Black.
Pada faktanya, sumber kekayaan Duo Hartono selain dari Djarum, juga mengalir dari investasi. Duo Hartono bermetamorfosis menjadi pemegang saham pengendali ke PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dibawah naungan PT Dwimuria Investama Andalan dengan kepemilikan 54,94% saham BBCA hingga laporan keuangan kuartal IV 2023.
Dwimuria dimiliki oleh Robert Budi Hartono berjumlah 51% saham, lalu 49% saham dipegang oleh Michael Bambang Hartono.
Aliran kekayaan duo Hartono juga berasal dari pembangunan ekonomi di emiten sektor telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Melalui PT Sapta Adhikari Investama yang digunakan dimiliki oleh keluarga Hartono, mereka itu miliki kepemilikan saham TOWR sebesar 54,42% kemudian berubah menjadi pengendali utama. Selain itu PT Dwimuria Investama Andalan yang mana dimiliki oleh keluarga Hartono juga miliki porsi sebesar 5% di saham TOWR hingga 30 April 2024
Kontribusi kekayaan Duo Hartono dari penanaman modal juga berasal dari kepemilikan terbesar dalam saham PT Global Digitan Niaga Tbk (BELI). Melalui PT Global Investama Andalan (GIA), keluarga hartono mempunyai kepemilikan saham BELI sebesar 80,49% per 30 April 2024.
Sementara Dato’ Low Tuck merupakan orang entrepreneur Nusantara sekaligus pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN), salah satu perusahaan yang dimaksud melakukan pergerakan pada sektor tambang batu bara. BYAN merupakan emiten batu bara dengan kapitalisasi terbesar pada bursa domestik.
Artikel ini disadur dari Duo Hartono Geser Low Tuck Kwong dari Daftar Orang Terkaya Indonesia