Scroll untuk baca artikel
Berita

Gegara Amerika, Minyak Gagal Rebound

444
×

Gegara Amerika, Minyak Gagal Rebound

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM –

Jakarta – Harga minyak dibuka lebih tinggi rendah pada awal perdagangan pagi hari ini, melanjutkan penurunan pada perdagangan sebelumnya setelahnya rilisnya data peningkatan penyimpanan minyak di dalam Amerika Serikat (AS).

Pada pengaktifan perdagangan hari ini Kamis (11/1/2024), nilai minyak mentah WTI dibuka melemah 0,06% di area tempat US$71,33 per barel, begitu juga dengan nilai tukar minyak mentah brent dibuka turun 0,09% di area kedudukan US$76,73.

Pada perdagangan Rabu (10/1/2024), biaya minyak mentah WTI ditutup anjlok 1,20% pada tempat US$71,37 per barel, begitu juga dengan nilai tukar minyak mentah brent terdepresiasi 1,02% ke kedudukan US$76,8 per barel.

Harga minyak turun hampir satu dolar per barel pada hari Rabu pasca lonjakan stok minyak mentah Negeri Paman Sam yang digunakan mengejutkan meningkatkan kegelisahan terhadap permintaan di dalam bursa minyak terbesar.

Harga telah dilakukan naik lebih banyak dari 1% di dalam awal pembukaan tetapi berbalik arah setelahnya Badan Pengetahuan Tenaga Negeri Paman Sam melaporkan peningkatan mengejutkan pada stok minyak mentah serta lonjakan penyimpanan bensin kemudian sulingan yang digunakan tambahan besar dari perkiraan.

“Laporan EIA hari ini menyoroti kegelisahan penanam modal terhadap melambatnya perkembangan permintaan,” ujar Rob Haworth, ahli strategi pembangunan ekonomi senior di tempat U.S. Bank Asset Management, dilansir dari Reuters.

Persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik 1,3 jt barel pada pekan yang tersebut berakhir 5 Januari menjadi 432,4 jt barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis pada jajak pendapat Media Reuters yang tersebut memperkirakan penurunan 700.000 barel. Stok bensin naik 8 jt barel sementara stok sulingan melonjak 6,5 jt barel, EIA melaporkan.

“Penjelasannya adalah melemahnya ekspor minyak mentah kemudian hasil olahan yang tersebut mengakibatkan peningkatan produksi di area AS, sehingga menurut saya hal ini perlu diperhatikan, bagaimana permintaan luar negeri berkembang,” ujar analis UBS Giovanni Staunovo, dilansir dari Reuters.

Prospek dunia usaha Eropa yang tersebut lemah menambah perasaan khawatir terhadap permintaan minyak. Zona euro mungkin saja berada di resesi pada kuartal terakhir serta prospeknya masih lemah, menurut Wakil Presiden Bank Sentral Eropa Luis de Guindos pada hari Rabu.

Namun terdapat hal yang masih membatasi penurunan minyak, dimana pemodal masih khawatir terhadap kemungkinan gangguan pasokan minyak dalam Timur Tengah selama konflik Israel-Hamas.

Gedung Putih menyatakan serangan yang mana dilaksanakan oleh militan Houthi yang bermarkas di dalam Yaman pada Laut Merah bersifat “meningkat” serta Negeri Paman Sam akan berkonsultasi dengan mitra-mitranya mengenai langkah selanjutnya apabila serangan terus berlanjut.

“Reaksi pangsa hari ini menunjukkan para pedagang secara terlibat menyeimbangkan dampak potensial dari meningkatnya risiko geopolitik juga melambatnya perkembangan perekonomian terhadap nilai tukar komoditas,” ujar Thomas Wash, ahli strategi bursa di area Confluence Investment Management yang mana berbasis dalam Missouri, dilansir dari Reuters.

Sanggahan: Artikel ini adalah barang jurnalistik sebagai pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini bukan bertujuan menghadirkan pembaca untuk membeli, menahan, atau mengirimkan item atau sektor pembangunan ekonomi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari kebijakan tersebut.

Artikel Selanjutnya Keputusan The Fed, Bikin Harga Minyak Melejit

SUMBER CNBC.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *