Berita

organisasi Hamas Serukan Warga Palestina Berbaris ke Al-Aqsa, Minta Bantuan Arab

371

TEGALPOS.COM –

Jakarta – organisasi Hamas mendesak warga Palestina untuk berbaris ke Masjid Al-Aqsa di area Yerusalem pada awal Ramadan bulan depan, di area berada dalam negosiasi gencatan senjata dengan negeri Israel yang dimaksud sedang berlangsung.

Seruan pemimpin gerakan Hamas Ismail Haniyeh menyusul komentar Presiden Amerika Serikat Joe Biden, bahwa ada kesepakatan prinsip untuk gencatan senjata antara negara Israel kemudian gerakan Hamas selama Ramadan, sementara sandera yang tersebut ditahan oleh militan akan dibebaskan.

Biden mengungkapkan beliau berharap perjanjian semacam itu, yang tersebut menurut sebuah sumber juga akan memungkinkan lebih banyak berbagai bantuan ke tempat kantong Palestina yang dimaksud dilanda bencana kemudian membebaskan tahanan Palestina, dapat diselesaikan pada 4 Maret. Adapun bulan suci Ramadan diperkirakan akan dimulai pada 10 Maret.

Baik negeri Israel maupun gerakan Hamas masih sanksi terkait kesepakatan yang disebutkan kemudian mediator Qatar menyatakan bahwa hambatan yang digunakan paling kontroversial masih belum terselesaikan.

Israel menyatakan pada Hari Senin bahwa mereka itu akan mengizinkan salat Ramadan di tempat Masjid Al-Aqsa Yerusalem, tetapi menetapkan batasan sesuai dengan keinginan keamanan, sehingga mengakibatkan kemungkinan bentrokan jikalau sejumlah warga Palestina muncul serta kekerasan di dalam Kawasan Gaza masih berkecamuk.

“Ini adalah seruan terhadap rakyat kami pada Yerusalem serta Tepi Barat untuk berbaris ke Al-Aqsa sejak hari pertama Ramadan,” kata Haniyeh, yang digunakan menggambarkan serangan kelompok Hamas terhadap negara Israel pada 7 Oktober sebagai langkah untuk mengakhiri serangan negara Israel terhadap wilayah Palestina, sebagaimana dikutipkan dari Reuters, Kamis (29/2/2024).

Dalam pidatonya di area televisi, ia mengungkapkan gerakan Hamas menunjukkan fleksibilitas pada negosiasi dengan negeri Israel namun pada pada waktu yang dimaksud sejenis siap untuk terus berperang. tanah Israel mengungkapkan kesepakatan apapun dengan organisasi Hamas akan mengharuskan kelompok itu membatalkan “tuntutan-tuntutan aneh.”

Hamas sedang mempertimbangkan proposal, yang disetujui oleh tanah Israel pada pembicaraan dengan mediator di dalam Paris pekan lalu, untuk gencatan senjata selama 40 hari, yang dimaksud akan menjadi perpanjangan gencatan senjata pertama di pertempuran yang digunakan sudah berlangsung selama lima bulan tersebut. Kedua belah pihak mempunyai delegasi di tempat Qatar minggu ini untuk mendiskusikan rinciannya.

Sumber senior yang digunakan dekat dengan perundingan yang dimaksud menyatakan pasukan tanah Israel akan menarik diri dari area berpenduduk berdasarkan perjanjian tersebut.

Namun, hal ini tampaknya bukan memenuhi permintaan kelompok Hamas untuk mengakhiri peperangan secara permanen juga pengunduran pasukan Israel, atau menyelesaikan nasib para pria negeri Israel yang digunakan berada pada usia tempur di area antara mereka yang mana ditahan oleh Hamas.

Negara Arab

Haniyeh juga memohon Poros Perlawanan – sekutu Iran yang dimaksud terdiri dari Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman, dan juga Perlawanan Islam dalam Irak – juga negara-negara Arab, untuk meningkatkan dukungan dia terhadap warga Palestina di dalam Gaza.

“Adalah tugas negara-negara Arab lalu Islam untuk mengambil inisiatif untuk mematahkan konspirasi kelaparan di area Gaza,” kata Haniyeh, mengacu pada apa yang dimaksud dikatakan warga Palestina sebagai kebijakan yang mana disengaja oleh negeri Israel untuk menolak makanan bagi mereka.

Israel menyatakan blokadenya terhadap Kawasan Gaza sangat penting untuk menghancurkan Hamas, yang dianggapnya sebagai ancaman nyata sejak serangan 7 Oktober, namun negara Israel mengizinkan masuknya pasokan kemanusiaan, juga saling menyalahkan badan-badan bantuan melawan kekurangan yang tersebut merek katakan telah lama menyebabkan kelaparan akut.

Militer negeri Israel mengungkapkan pada Rabu bahwa mereka itu telah lama bekerja serupa dengan Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Perancis, juga Amerika Serikat pada pengiriman bantuan pangan ke Wilayah Gaza selatan.

Sementara itu, korban tewas warga Palestina mendekati 30.000 pada Rabu, yaitu 29.954 jiwa, menurut pejabat kemampuan fisik Gaza, yang mana menyatakan banyak orang lainnya terkubur pada bawah reruntuhan bangunan pada seluruh Gaza.

Israel memulai serangannya setelahnya organisasi Hamas membunuh sekitar 1.200 orang pada 7 Oktober lalu menyandera 253 orang, dengan 136 orang masih ditahan, menurut penghitungan Israel.

Artikel Selanjutnya Bos organisasi Hamas Ungkap Update Negosiasi dengan Israel, Ini adalah Hasilnya

SUMBER CNBC.COM

Exit mobile version