Berita

Hizbullah Bobol Iron Dome, Kelemahan negeri Israel Akhirnya Terungkap

455

Jakarta – Serangan Hizbullah ke pangkalan militer tanah Israel yang digunakan menewaskan empat personel telah terjadi membuka fase baru pada eskalasi antara dua kelompok itu. Hal ini disebabkan bagaimana sistem pertahanan Israel, Iron Dome, akhirnya berhasil dibobol oleh kelompok pro-Iran itu.

Diluncurkan dari Lebanon Selatan, sebuah drone Hizbullah berhasil menembus pertahanan udara negara Israel tanpa diketahui serta menghantam pangkalan Brigade Golani sekitar 40 mil ke negara Israel dari perbatasan. Pesawat nirawak itu menghantam pada hari Akhir Pekan (13/10/2024) tepat pasca pukul 7 di malam hari ketika makan malam.

Foto-foto dari tempat kejadian menunjukkan dengan jelas bahwa pesawat nirawak itu menghantam ruang makan pangkalan itu. Baik waktu maupun lokasi serangan menunjukkan bahwa Hizbullah telah terjadi mengoleksi cukup sejumlah informasi intelijen dan juga miliki kemampuan untuk memaksimalkan jumlah keseluruhan korban.

Brigade Golani dianggap sebagai unit infanteri elit tanah Israel kemudian telah terjadi dikerahkan ke Lebanon Selatan sebagai bagian dari operasi darat negeri Israel dalam sana. Dengan adanya serangan ini, tanah Israel telah lama mengalami serangan paling berdarah terhadap pasukannya sejak pertempuran pecah pada Oktober lalu.

“Ini adalah indikasi yang mana jelas bahwa Hizbullah berada dalam mendapatkan kembali keseimbangan strategisnya menyusul pukulan telak baru-baru ini terhadap kepemimpinannya dan juga aparat komando juga kontrolnya,” tutur pakar keamanan internasional dalam Universitas Ibrani Yerusalem, Daniel Sobelman, terhadap CNN International.

Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, sebenarnya dikonsep dengan kemampuan yang digunakan canggih untuk mencegat lalu menghancurkan sebagian besar proyektil yang ditembakkan ke negara tersebut. Namun, sistem yang disebutkan dirancang serta dikembangkan teristimewa untuk berhadapan dengan roket juga rudal, bukanlah drone yang tersebut terbang rendah serta cepat.

Dan meskipun Militer negeri Israel belum memaparkan jenis pesawat apa yang mana digunakan di serangan hari Minggu, para ahli menyatakan terhadap CNN bahwa kemungkinan besar itu adalah pesawat nirawak Mirsad, jenis yang tersebut dikenal pada Iran sebagai pesawat nirawak Ababil.

“Drone semacam itu lebih banyak sulit dideteksi dikarenakan ukurannya kecil, sangat ringan, dengan tanda radar yang tersebut sangat rendah. Iran juga sekutunya mencoba untuk mengalahkan sistem pertahanan Israel,” pungkas peneliti senior di dalam Institut Studi Security Nasional tanah Israel (INSS) ke Tel Aviv, Orna Mizrahi.

Penduduk pada tanah Israel terlatih dengan baik pada hal menjauhi bahaya dari atas. Kebanyakan pendatang menuju ke tempat proteksi atau menunduk setiap kali mereka mendengar sirine yang digunakan menunjukkan ancaman udara yang tersebut akan segera terjadi.

Namun, pesawat nirawak yang mana dikirim oleh Hizbullah pada akhir pekan berhasil lolos tanpa memicu sistem peringatan tegas Israel. Para prajurit di ruang makan diserang tanpa peringatan keras apa pun.

Dan ini tidak pertama kalinya hal ini terjadi. Pada bulan Juni, Hizbullah merilis video berdurasi sembilan menit yang mana direkam oleh drone yang mana memperlihatkan lokasi sipil juga militer di dalam di dan juga sekitar salah satu kota terbesar Israel, Haifa.

Menanggapi video tersebut, kepala staf militer Israel, Herzi Halevi, memaparkan pada pada waktu itu bahwa pihaknya sedang “mempersiapkan dan juga mencari solusi untuk menghadapi kemampuan ini kemudian kemampuan lainnya.”

Kemudian pada bulan Juli, sebuah pesawat nirawak yang diresmikan oleh pemberontak Houthi yang mana didukung Iran dari Yaman menewaskan satu pendatang kemudian melukai sedikitnya 10 khalayak lainnya di Tel Aviv.

Tidak ada sirine yang dinyalakan selama serangan itu. Tentara negara Israel menyatakan dua pesawat nirawak ditembakkan kemudian meskipun satu berhasil dicegat, merek mengakui adanya kesalahan manusia sehingga drone yang dimaksud lain berhasil masuk.

Pertarungan Sengit

Hizbullah terus mampu menembaki tanah Israel meskipun militer Negeri Zionis meluncurkan pemboman udara yang tersebut intens juga serangan darat yang berusaha mencapai kelompok itu di dalam pada Lebanon.

Lebih dari 1.500 pemukim telah terjadi tewas di Lebanon sejak 16 September, saat tanah Israel meningkatkan kampanyenya bertarung dengan Hizbullah.

Ketika tanah Israel meluncurkan operasi daratnya terhadap Hizbullah pada Lebanon Selatan, dia bersikeras bahwa tindakan apa pun dalam seberang perbatasan akan ‘dibatasi’ baik pada cakupan geografis maupun durasinya. Serangan ini juga ditujukan untuk membongkar infrastruktur militer Hizbullah di tempat perbatasan.

Sekitar 60.000 khalayak telah terjadi dievakuasi dari tanah Israel Utara sejak Hizbullah mulai menembakkan rentetan roket ke negeri Israel pada 8 Oktober tahun sesudah itu untuk menggalang gerakan Hamas di Gaza, yang mana telah dilakukan melancarkan serangan mematikan terhadap Negeri Yahudi itu sehari sebelumnya.

Namun kenyataan pada lapangan menunjukkan tanah Israel kemungkinan besar sedang mempersiapkan kemungkinan peperangan yang mana jarak jauh lebih besar besar. Tel Aviv diketahui telah terjadi mengerahkan unit dari empat divisi ke Lebanon Selatan lalu memerintahkan 1,2 jt pendatang untuk mengungsi.

Tentara negeri Israel sendiri sejauh ini tiada mengungkapkan jumlah keseluruhan pasukannya, tetapi setiap divisi diperkirakan terdiri dari sekitar 10.000 hingga 20.000 tentara.

Analis di dalam Pusat Studi Krusial serta Internasional (CSIS) mengemukakan bahwa terakhir kali tanah Israel menghendaki wilayah Lebanon pada tahun 2006, negara Israel mengirim sekitar 30.000 tentara melintasi perbatasan.

Perang itu berakhir dengan jalan buntu pasca 34 hari, setelahnya sekitar 1.100 warga Lebanon kemudian sekitar 170 warga Israel, diantaranya 120 tentara, tewas.

CSIS memaparkan bahwa operasi baru dalam lapangan kemungkinan besar memerlukan kekuatan yang digunakan tambahan besar daripada yang tersebut dikerahkan negeri Israel pada tahun 2006 untuk berhadapan dengan Hizbullah. Namun, jumlah keseluruhan itu pun mungkin saja tiada cukup.

“Kemampuan Hizbullah untuk melancarkan pertempuran yang mana menguras tenaga, mengganggu keberadaan pada sebagian besar wilayah negeri Israel utara, lalu membebankan biaya yang tersebut menyakitkan untuk negeri Israel menunjukkan bahwa dia sedang mendapatkan kembali stabilitas operasionalnya,” ujar Sobelman, pakar keamanan internasional.

Next Article Israel Bunuh Komandan kelompok Hamas pada Lebanon, Front Perang Baru Memanas

Artikel ini disadur dari Hizbullah Bobol Iron Dome, Kelemahan Israel Akhirnya Terungkap

Exit mobile version