TEGALPOS.COM – Jakarta – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tempat berada dalam sikap wait and see pelaku bursa perihal data pemuaian Amerika Serikat juga data ketenagakerjaannya.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat dalam bilangan Rp15.545/US$ atau terapresiasi 0,13%. Penguasaan ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang tersebut terjadi kemarin (10/1/2024) sebesar 0,32%.
Sementara DXY pada pukul 9.51 Waktu Indonesia Barat turun tipis 0,08% menjadi 102,28. Angka ini lebih lanjut rendah dibandingkan penutupan perdagangan Rabu (10/1/2024) yang mana berada dalam hitungan 102,36.
Pelaku lingkungan ekonomi ketika ini sedang bersikap wait and see perihal data penting Amerika Serikat yang dimaksud akan dirilis di malam hari hari nanti.
Inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) Amerika Serikat Desember 2023 akan dirilis. CPI Amerika Serikat pada akhir 2023 diproyeksi akan ada peningkatan tipis akibat seasonality natal serta tahun baru.
Dalam basis tahunan (year-on-year/yoy), konsensus pangsa memiliki target pemuaian akan meningkat sebesar 3,2% yoy, lebih besar rendah dibandingkan November 2023 yang digunakan bertambah 3,1%.
Sementara itu, untuk kenaikan harga inti Negeri Paman Sam diperkirakan berkembang melandai sebesar 3,8% yoy, dibandingkan sebulan sebelumnya yang tersebut berkembang 4% yoy.
Hal ini menjadi penting mengingat apabila pemuaian Amerika Serikat berada lebih besar rendah di dalam bandingkan ekspektasi pasar, maka probabilitas pemangkasan suku bunga akan menjadi lebih tinggi besar. Hal ini akan menjadi kabar baik bagi bursa keuangan global juga domestik.
Tak sampai dalam situ, Amerika Serikat juga akan merilis data ketenagakerjaan yakni klaim pengangguran mingguan untuk pekan yang mana berakhir 6 Januari 2024 juga akan dirilis di malam hari hari ini waktu Indonesia.
Diproyeksikan, klaim pengangguran per 6 Januari 2023 meningkat ke 210.000, dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 202.000 klaim.
Proyeksi peningkatan klaim pengangguran ini memang sebenarnya berdampak buruk bagi lingkungan ekonomi tenaga kerja, akan tetapi bagi keseluruhan dunia usaha Amerika Serikat lalu prospek pemuaian ini berdampak positif lantaran semakin memperkuat kondisi lingkungan ekonomi tenaga mendingin yang memicu naiknya harga melandai.
Tentunya, data klaim pengangguran juga ditunggu-tunggu oleh pelaku lingkungan ekonomi di dalam global, lantaran dapat juga menentukan arah kebijakan moneter bank sentral Negeri Paman Sam (The Fed) berikutnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah pada Money Changer
SUMBER CNBC.COM