TEGALPOS.COM – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memohonkan pemerintah tempat (Pemda) mengawasi kenaikan nilai komoditas, khususnya cabai merah.
Apalagi kenaikan yang dimaksud diketahui terjadi di dalam area yang mana relatif subur. Diperlukan gebrakan yang mana berpartisipasi dari kepala area agar nilai cabai merah dapat terkendali.
“Ini betul-betul menjadi perhatian bagi kita dan juga saya juga pasti akan mengawasi betul daerah-daerah mana belaka yang dimaksud bisa saja mengendalikan, mana yang konsisten tidaklah bisa saja mengendalikan yang digunakan menjadi materi penilaian,” ujar Mendagri pada waktu mengawasi Rapat Kesepahaman (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di area Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Mulai Pekan (4/12/2023).
Mendagri memohon pengendalian nilai tukar cabai merah dapat dijalankan seperti pengendalian beras. Berkat kerja sejenis semua pihak, harga jual beras ketika ini relatif terkendali. Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, Mendagri memacu wilayah untuk berperan bergerak pada pengendalian biaya dan juga tak cuma mengandalkan kebijakan pemerintah pusat.
Dirinya melanjutkan, selama ini pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah dilakukan melaksanakan berbagai macam intervensi untuk mengendalikan nilai tukar pangan. Hal ini seperti penyaluran beras terhadap keluarga penerima manfaat, upaya penanganan persoalan stunting, hingga menyelenggarakan pergerakan bursa murah. Adapun pelaksanaan aksi lingkungan ekonomi tidak mahal ini berkolaborasi dengan sebagian Pemda.
“Nah inilah yang tersebut saya minta tolong untuk rekan-rekan kepala wilayah semua melakukan pergerakan yang mana sama. Seluruh wilayah [dapat] menggunakan anggaran reguler bansos maupun belanja tiada terduga, mampu juga menggandeng para pelaku bisnis untuk melakukan pergerakan lingkungan ekonomi murah. Jadi jual sembako murah, dijual harganya subsidi. Hal ini juga dapat menekan inflasi,” imbuhnya.
Di samping itu, Mendagri mengupayakan stakeholder seperti Bapanas, Kementerian Pertanian (Kementan), hingga Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk lebih lanjut fokus kemudian detail di memonitor ketersediaan komoditas pangan dalam daerah. Bila diketahui terdapat wilayah yang tersebut mengalami kelangkaan komoditas pangan, stakeholder itu didorong untuk mampu membantu upaya mobilisasi komoditas dari tempat yang dimaksud miliki stok pangan melimpah.
“Ini cara mengatasinya saya kira seperti itu. Kemudian tadi ada kegiatan namanya genius, pergerakan edukasi beri pangan bergizi siswa lalu juga ada dana dekonsentrasi yang dimaksud baru terealisasi 85 M dari 145 M. Tadi sudah ada dijelaskan beberapa daerahnya. Kalau [anggarannya] tak digunakan sayang,” tandas Mendagri.
SUMBER SUARA.COM