Berita

Kisah Perekam Momen Proklamasi Indonesia, Mendur Bersaudara yang dimaksud Belum Diberi Gelar Pahlawan Nasional

699

TEGALPOS.COM – Keberadaan foto detik-detik proklamasi kemerdekaan juga pengibaran bendera merah putih yang dimaksud dianggap menjadi bukti otentik Indonesia Merdeka yang mana beredar dalam buku-buku sejarah, tak bisa jadi dilepaskan dari dua sosok tokoh jika Sulawesi Utara (Sulut) Frans Sumarto Mendur dan juga Alex Impuring Mendur.

Meski berjasa dalam menyembunyikan dokumen bersejarah tersebut, kedua tokoh ini sampai sekarang belum mendapat gelar Pahlawan Nasional yang tersebut biasanya diberikan setiap Peringatan Hari Pahlawan 10 November.

Penobatan kedua tokoh hal itu untuk menjadi pahlawan nasional terbentur dengan persyaratan teknis juga administrasi seperti tercantum dalam undang-undang.

Menurut Piere Mundur, yang dimaksud masih terhitung keturunan Alex Mendur, persoalan yang digunakan mengganjal tiada cuma di area hambatan administrasi saja.

“Untuk hal yang digunakan satu ini, tentu dibutuhkan dukungan, minimal dari rakyat pada Kawangkoan Raya sendiri, yang mana juga adalah kampung halaman Alex Mendur serta Frans Mendur,” ungkapnya Piere Mendur yang saat ini mengelola Tugu Pers Mendur di tempat Kawangkoan kepada Berita Manado-jaringan Suara.com, Jumat (10/11/2023).

Piere sendiri mengakui, masih mengusahakan agar keduanya bisa jadi mendapatkan gelar pahlawan nasional. Ia mengaku masih terus melakukan upaya nyata.

Sementara itu, wartawan jika Kawangkoan, Herdy Mendur menyatakan dukungan agar menjadikan Alex Mendur dan juga Frans Mendur sebagai pahlawan nasional.

“Semoga cuma upaya yang akan kita lakukan bersama ini dapat membuahkan hasil yang memuaskan, sehingga Mendur bersaudara dapat menjadi pahlawan nasional,” harapnya.

Momen proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. (Foto: arsip nasional Republik Indonesia)

Berjuang Lewat Foto

Alexius Impurung Mendur juga Frans Soemarto Mendur merupakan sosok kakak beradik yang tersebut lahir pada Kawangkoan, Sulawesi Utara.

Alex Mendur lahir pada 7 November 1907, sedangkan Frans Mendur lahir 16 April 1903. Keduanya merupakan anak dari pasangan August Mendur serta Ariance Mononimbar.

Selama pendudukan Jepang, Alex ditugaskan ke cabang lokal dari kantor berita Jepang, Domei Tsushin juga menjadi kepala departemen fotografi.

Frans Mendur saat itu bekerja pada surat kabar Asia Raya. Ketika mendapatkan informasi digelarnya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui Kantor Berita Domei, dia tak buang-buang waktu untuk menuju lokasi yang tersebut berada dalam Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.

Mereka kemudian mengabadikan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Namun saat Alex Mendur memotret momen tersebut, kameranya dirampas Tentara Jepang.

Beruntung, Frans Mendur telah terjadi memotret momen ikonik tersebut. Untuk menghindari kemungkinan disita oleh Tentara Jepang, merekan kemudian menggulung roll film kemudian menguburnya di area Kantor Harian Asia Raya.

Akhirnya, foto-foto karya Frans Mendur yang digunakan bersejarah itu terbit enam bulan kemudian atau pada Februari 1946 dalam Harian Merdeka.

Selain foto ikonik momen proklamasi, kedua bersaudara ini juga mengabadikan momen perjuangan tokoh-tokoh besar lainnya.

Karya Alex Mendur yang dimaksud paling dikenal yakni penjemputan Jenderal Sudirman saat perang gerilya, Perjanjian Linggarjati, Konferensi Meja Bundar, Peristiwa Bandung Lautan Api hingga Konferensi Asia Afrika.

Koleksi foto itu saat ini dapat dilihat di dalam sebuah rumah panggung yang dimaksud terbuat dari kayu, ciri khas rumah adat Minahasa. Bagian bawah dijadikan sebagai tempat tinggal dari pasangan suami istri Pierre Charles Mendur dan juga Dina Fitrianti Soerahman.

Sementara kedua fotografer hal tersebut diabadikan dengan keberadaan patung sebagai bentuk penghormatan. Patung keduanya yang tersebut berdiri di area atas kamera merek Leica berwarna keemasan.

SUMBER SUARA.COM

Exit mobile version