Kuliner

Kuliner Bratang Surabaya

439

Bratang Surabaya: Kuliner Legendaris yang Menggugah Selera

Di tengah hiruk pikuk kota Surabaya, terdapat sebuah kuliner legendaris yang telah mengakar dalam budaya kuliner masyarakatnya selama bertahun-tahun: Bratang. Hidangan sederhana namun menggugah selera ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap kuliner Surabaya, memikat penduduk lokal dan wisatawan dengan cita rasanya yang unik dan harganya yang terjangkau.

Asal-Usul Bratang

Asal-usul bratang masih diselimuti misteri, namun diperkirakan telah ada sejak abad ke-19. Salah satu teori menyebutkan bahwa hidangan ini dibawa oleh para pedagang Tionghoa yang bermukim di Surabaya. Mereka mengadaptasi hidangan tradisional Tionghoa yang disebut "bakchang" menjadi versi yang lebih sesuai dengan selera lokal.

Teori lain menyatakan bahwa bratang merupakan hasil kreativitas masyarakat Surabaya sendiri. Mereka memanfaatkan bahan-bahan lokal yang melimpah, seperti daging sapi, tahu, dan lontong, untuk menciptakan hidangan yang mengenyangkan dan lezat.

Bahan-Bahan dan Proses Pembuatan

Bratang terdiri dari beberapa bahan utama, yaitu:

  • Daging Sapi: Biasanya menggunakan daging sapi bagian sandung lamur atau sengkel yang direbus hingga empuk.
  • Tahu: Tahu putih yang dipotong dadu dan digoreng hingga kecokelatan.
  • Lontong: Lontong yang dipotong-potong dan direbus dalam kuah.
  • Kuah: Kuah bening yang terbuat dari kaldu sapi, bawang putih, merica, dan garam.

Proses pembuatan bratang cukup sederhana. Pertama, daging sapi direbus dalam air hingga empuk. Setelah itu, tahu digoreng dan lontong direbus dalam kuah. Semua bahan kemudian disatukan dalam mangkuk dan disiram dengan kuah panas.

Variasi Bratang

Meskipun bahan dasarnya sama, bratang memiliki beberapa variasi tergantung pada daerah dan selera masing-masing penjual. Beberapa variasi yang populer antara lain:

  • Bratang Campur: Bratang yang disajikan dengan tambahan telur rebus, kerupuk, dan sambal.
  • Bratang Babat: Bratang yang menggunakan babat sebagai pengganti daging sapi.
  • Bratang Kikil: Bratang yang menggunakan kikil sebagai pengganti daging sapi.
  • Bratang Kepala Sapi: Bratang yang menggunakan kepala sapi sebagai bahan utamanya.

Keunikan Bratang Surabaya

Bratang Surabaya memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari hidangan serupa di daerah lain. Pertama, penggunaan daging sapi sandung lamur atau sengkel memberikan tekstur yang lembut dan gurih pada hidangan. Kedua, tahu yang digoreng menambah cita rasa renyah dan gurih. Ketiga, kuah bening yang tidak terlalu berbumbu memungkinkan cita rasa bahan-bahan alami menonjol.

Tempat Menikmati Bratang Terbaik

Ada banyak tempat di Surabaya yang menyajikan bratang, namun beberapa tempat yang terkenal dengan kelezatannya antara lain:

  • Bratang Cak Mat: Warung legendaris yang telah berdiri sejak tahun 1950-an.
  • Bratang Cak To: Warung yang terkenal dengan bratang campur yang lengkap dengan telur rebus, kerupuk, dan sambal.
  • Bratang Cak Har: Warung yang menyajikan bratang dengan kuah yang gurih dan daging sapi yang empuk.
  • Bratang Cak Udin: Warung yang terkenal dengan bratang kepala sapi yang unik dan lezat.

Bratang dalam Budaya Surabaya

Bratang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Surabaya. Hidangan ini sering disajikan sebagai makanan sarapan, makan siang, atau makan malam. Bratang juga menjadi salah satu hidangan favorit untuk disantap saat berkumpul bersama keluarga atau teman.

Selain itu, bratang juga memiliki makna simbolis dalam budaya Surabaya. Hidangan ini dianggap sebagai simbol kesederhanaan, kekeluargaan, dan kebersamaan. Bratang sering disajikan dalam acara-acara penting, seperti pernikahan, ulang tahun, dan pertemuan keluarga.

Kesimpulan

Bratang Surabaya adalah kuliner legendaris yang telah mengakar dalam budaya kuliner masyarakat Surabaya selama bertahun-tahun. Hidangan sederhana namun menggugah selera ini terbuat dari bahan-bahan lokal yang melimpah, seperti daging sapi, tahu, dan lontong. Bratang memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari hidangan serupa di daerah lain, seperti penggunaan daging sapi sandung lamur atau sengkel, tahu goreng, dan kuah bening yang tidak terlalu berbumbu.

Bratang dapat dinikmati di berbagai tempat di Surabaya, dengan beberapa warung yang terkenal dengan kelezatannya. Hidangan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Surabaya, disajikan sebagai makanan sarapan, makan siang, atau makan malam, serta menjadi simbol kesederhanaan, kekeluargaan, dan kebersamaan.

Exit mobile version