Kuliner

Kuliner Gayungan Surabaya

260

Kuliner Gayungan Surabaya: Warisan Budaya yang Menggugah Selera

Di tengah hiruk pikuk kota metropolitan Surabaya, terdapat sebuah tradisi kuliner unik yang telah mengakar selama berabad-abad: kuliner gayungan. Kuliner yang satu ini tidak hanya menawarkan cita rasa yang menggugah selera, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya kota Pahlawan.

Asal-Usul Kuliner Gayungan

Istilah "gayungan" berasal dari kata "gayung", sebuah wadah tradisional yang terbuat dari batok kelapa. Pada zaman dahulu, para pedagang makanan keliling menggunakan gayung untuk menyajikan makanan kepada pelanggan mereka. Seiring berjalannya waktu, istilah "gayungan" pun merujuk pada jenis kuliner yang disajikan dengan cara tersebut.

Kuliner gayungan diperkirakan telah ada sejak abad ke-18, saat Surabaya masih menjadi sebuah pelabuhan dagang yang ramai. Para pedagang makanan keliling menjajakan dagangan mereka di sekitar pelabuhan, menyajikan makanan yang lezat dan terjangkau bagi para pekerja dan pelaut.

Jenis-Jenis Kuliner Gayungan

Kuliner gayungan Surabaya sangat beragam, mulai dari makanan berat hingga makanan ringan. Beberapa jenis kuliner gayungan yang paling populer antara lain:

  • Lontong Balap: Hidangan berkuah yang terdiri dari lontong, tahu, telur, dan lentho (perkedel singkong).
  • Tahu Tek: Hidangan berkuah yang terdiri dari tahu goreng, lontong, dan tauge, disiram dengan kuah petis yang gurih.
  • Soto Lamongan: Hidangan berkuah yang terdiri dari daging ayam atau sapi, tauge, dan telur rebus.
  • Pecel Semanggi: Hidangan yang terdiri dari daun semanggi yang direbus dan disajikan dengan sambal pecel yang pedas.
  • Tahu Campur: Hidangan berkuah yang terdiri dari tahu, lontong, telur, dan tauge, disiram dengan kuah kaldu yang gurih.
  • Rujak Cingur: Hidangan yang terdiri dari cingur (hidung sapi), timun, mangga, dan lontong, disiram dengan sambal petis yang pedas dan manis.
  • Es Campur: Hidangan penutup yang terdiri dari es serut, berbagai macam buah, dan sirup.
  • Dawet Ayu: Hidangan penutup yang terdiri dari cendol, santan, dan gula jawa.

Keunikan Kuliner Gayungan

Salah satu keunikan kuliner gayungan Surabaya adalah cara penyajiannya. Para pedagang biasanya menggunakan gerobak dorong yang dilengkapi dengan tungku dan peralatan memasak. Mereka memasak makanan langsung di tempat, sehingga pelanggan dapat menikmati makanan yang masih hangat dan segar.

Selain itu, kuliner gayungan juga dikenal dengan harganya yang terjangkau. Para pedagang biasanya mematok harga yang sangat murah, sehingga kuliner ini dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.

Lokasi Kuliner Gayungan

Kuliner gayungan dapat ditemukan di berbagai sudut kota Surabaya. Beberapa lokasi yang terkenal antara lain:

  • Jalan Genteng Kali: Jalan yang dipenuhi dengan pedagang kuliner gayungan, terutama pada malam hari.
  • Jalan Embong Malang: Jalan yang terkenal dengan kuliner gayungan tahu tek.
  • Jalan Raya Darmo: Jalan yang banyak terdapat pedagang kuliner gayungan lontong balap.
  • Jalan Raya Gubeng: Jalan yang terkenal dengan kuliner gayungan pecel semanggi.
  • Jalan Raya Kertajaya: Jalan yang banyak terdapat pedagang kuliner gayungan rujak cingur.

Warisan Budaya yang Berharga

Kuliner gayungan Surabaya tidak hanya sekedar makanan, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya kota ini. Kuliner ini telah menjadi tradisi yang diwariskan turun-temurun, dan terus digemari oleh masyarakat Surabaya hingga saat ini.

Pemerintah Kota Surabaya pun telah mengakui kuliner gayungan sebagai salah satu warisan budaya yang berharga. Hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya kuliner gayungan sebagai salah satu cagar budaya tak benda pada tahun 2014.

Pelestarian Kuliner Gayungan

Untuk menjaga kelestarian kuliner gayungan Surabaya, diperlukan upaya dari berbagai pihak. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa tradisi kuliner ini terus berlanjut.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pendataan dan Pemetaan: Melakukan pendataan dan pemetaan pedagang kuliner gayungan untuk mengetahui jumlah dan lokasi mereka.
  • Pelatihan dan Pembinaan: Memberikan pelatihan dan pembinaan kepada para pedagang kuliner gayungan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka.
  • Promosi dan Pemasaran: Mempromosikan dan memasarkan kuliner gayungan Surabaya kepada masyarakat luas, baik dalam negeri maupun luar negeri.
  • Penataan dan Pengembangan: Menata dan mengembangkan lokasi-lokasi kuliner gayungan agar lebih bersih, nyaman, dan menarik.
  • Dukungan Masyarakat: Menumbuhkan kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap kuliner gayungan sebagai warisan budaya yang berharga.

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan kuliner gayungan Surabaya dapat terus berkembang dan menjadi kebanggaan masyarakat kota Pahlawan.

Kesimpulan

Kuliner gayungan Surabaya adalah sebuah warisan budaya yang sangat berharga. Kuliner ini tidak hanya menawarkan cita rasa yang menggugah selera, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota Surabaya. Untuk menjaga kelestarian kuliner ini, diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk mendata, melatih, mempromosikan, menata, dan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Dengan demikian, kuliner gayungan Surabaya dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Exit mobile version