Scroll untuk baca artikel
Internasional

Lebih Dekat dengan UNIFIL, Pasukan sepak bola Damai PBB yang digunakan Diserang negeri Israel Beberapa Kali

36
×

Lebih Dekat dengan UNIFIL, Pasukan sepak bola Damai PBB yang digunakan Diserang negeri Israel Beberapa Kali

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Setelah melakukan invasi Lebanon dengan alasan untuk menghancurkan Hizbullah, pasukan negara Israel menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB yakni UNIFIL. Mereka menyerang pos UNIFIL di dalam Naqoura, Lebanon Selatan, yang digunakan menyebabkan dua penjaga perdamaian dari Kontingen Garuda terluka.

Setelah itu, pasukan penjaga perdamaian UNIFIL mengemukakan dua tank Merkava negara Israel menghancurkan gerbang utama sebuah pangkalan dan juga masuk secara paksa sebelum fajar pada Ahad, 13 Oktober 2024.

Setelah tank-tank itu pergi, peluru meledak sejauh 100 meter, melegakan asap yang tersebut menyebar ke seluruh pangkalan lalu menciptakan personel PBB sakit, kata juru bicara PBB.

“Penjaga perdamaian UNIFIL permanen berada dalam semua kedudukan serta bendera PBB terus berkibar,” demikian juru bicara PBB Stephane Dujarric pada sebuah pernyataan seperti disitir dari Reuters.

Pada Rabu, 9 Oktober 2024, UNIFIL melaporkan bahwa tentara negeri Israel “dengan sengaja menembaki” kamera pemantau pada markas UNIFIL ke Naqoura, yang mana terletak di Lebanon selatan, serta berhasil melumpuhkannya. “Mereka juga dengan sengaja menembaki UNP 1-32A, tempat perjumpaan Tripartit rutin diadakan sebelum konflik dimulai, menghancurkan penerangan dan juga stasiun relai,” kata UNIFIL. Serangan ini dianggap sebagai “pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional serta Resolusi 1701 Dewan Ketenteraman PBB.”

Serangan ini mendapat kecaman keras dari Indonesia. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, pada Kamis, 10 Oktober 2024, menyatakan bahwa dua prajurit TNI yang dimaksud tergabung pada UNIFIL mengalami luka ringan pada waktu sedang bertugas ke menara pemantauan dalam markas kontingen Indonesia di Naqoura. Retno menegaskan bahwa “Pemerintah Indonesi mengecam keras serangan IDF ke Lebanon Selatan tersebut” kemudian mendesak dilakukannya penyelidikan agar para pelaku dapat dimintai pertanggungjawaban.

Kedua prajurit TNI yang digunakan terluka telah terjadi mendapatkan perawatan dalam rumah sakit terdekat kemudian sekarang ini dilaporkan di kondisi baik.

Apa Itu UNIFIL?

UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) adalah Regu Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa yang digunakan didirikan pada tahun 1978 pasca invasi negeri Israel ke Lebanon Selatan. Tujuan utamanya adalah membantu pemerintah Lebanon memulihkan kekuasaan pada wilayah yang dimaksud juga menjamin perdamaian dan juga keamanan internasional. Pasukan sepak bola UNIFIL ditempatkan di perbatasan selatan Lebanon dengan negeri Israel dan juga berpatroli untuk menjaga dari aktivitas bermusuhan. Mandatnya diperbarui setiap tahun oleh Dewan Keselamatan PBB.

Setelah pertempuran antara tanah Israel lalu Hizbullah pada tahun 2006, mandat UNIFIL diperluas melalui Resolusi 1701, yang mana mengizinkan pasukan untuk membantu tentara Lebanon menjaga wilayah mereka bebas dari senjata dan juga aktivitas bersenjata selain militer resmi. Tim sepak bola ini juga bertanggung jawab melindungi warga sipil dan juga pekerja kemanusiaan yang mana menghadapi ancaman kekerasan.

Saat ini, UNIFIL miliki sekitar 10.500 personel dari 50 negara, termasuk kontribusi signifikan dari Indonesi yang dimaksud menempatkan ribuan prajurit TNI di dalam bermacam satuan. TNI, selain bertugas pada darat, juga berpartisipasi pada Satgas Maritime Task Force untuk operasi laut. Mereka ditempatkan di dalam wilayah operasi yang tersebut terbentang dari Sungai Litani di dalam utara hingga Garis Biru ke selatan, sebuah perbatasan yang dimaksud dipetakan oleh PBB antara Lebanon dan juga Israel.

Meskipun misi UNIFIL bertujuan merawat perdamaian, situasi dalam Lebanon tetap tegang. Bentrokan antara tanah Israel kemudian Hizbullah ke wilayah selatan Lebanon rutin terjadi, kemudian pelanggaran udara oleh pesawat negara Israel terus berubah jadi masalah.

Hizbullah, meskipun secara efektif menguasai wilayah Lebanon Selatan, seringkali berselisih dengan UNIFIL sebab keberadaan pasukan internasional dan juga pembatasan senjata di wilayah tersebut. Situasi ini diperburuk oleh pergerakan terbatas pasukan penjaga perdamaian pada beberapa area, yang dimaksud seringkali terhalang oleh kelompok-kelompok bersenjata dalam lapangan.

Resolusi 1701 juga mewajibkan UNIFIL untuk melaporkan semua pelanggaran terhadap Dewan Security PBB, lalu Sekretaris Jenderal PBB secara rutin memberikan laporan terkait situasi dan juga perkembangan misi ini. Meski begitu, permasalahan seperti pelanggaran wilayah udara oleh negara Israel juga keberadaan senjata ilegal di luar kendali negara permanen berubah jadi tantangan besar bagi misi perdamaian ini.

Artikel ini disadur dari Lebih Dekat dengan UNIFIL, Pasukan Perdamaian PBB yang Diserang Israel Beberapa Kali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *