Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Masih pakai kosmetik kedaluwarsa? ini dampaknya

459
×

Masih pakai kosmetik kedaluwarsa? ini dampaknya

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM – Ibukota – Layanan riasan biasanya miliki masa batas pakai atau kedaluwarsa kendati kemungkinan besar label masa pakai ini tak semudah ditemukan pada item makanan dan juga obat-obatan yang digunakan dijual bebas.

“Jika barang riasan berubah warna atau berbau bukan sedap, kemungkinan sudah ada kedaluwarsa juga sebaiknya tidaklah digunakan,” kata pakar dermatologi pada New York City Marisa Garshick, MD, FAAD seperti disiarkan Livestrong, Hari Sabtu (23/12).

Perubahan tekstur seperti pemisahan kemudian pembaharuan konsistensi juga dapat menjadi tanda hasil sudah ada kedaluwarsa atau melintasi batas masa pakai.

Menurut Cleveland Clinic, tanggal kedaluwarsa item riasan bervariasi, namun, umumnya bertahan selama beberapa bulan hingga beberapa tahun. Layanan krim atau cair cenderung lebih lanjut cepat kedaluwarsa dibandingkan yang digunakan kering atau bubuk.

Lalu, apa risiko menggunakan hasil riasan kedaluwarsa?

1. Iritasi kemudian infeksi

Garshick menyatakan ketika komoditas sudah pernah kedaluwarsa, unsur pengawet yang tersebut digunakan untuk membantu menjaga dari perkembangan bakteri yang mana berlebihan kemungkinan besar tak lagi efektif.

"Hal ini dapat menyebabkan kesulitan epidermis seperti infeksi, iritasi serta jerawat," kata dia.

Barang riasan kadaluwarsa adalah tempat tumbuh biaknya bakteri serta jamur, khususnya item yang digunakan bersentuhan dengan kulit, seperti concealer.

Pertumbuhan bakteri yang tersebut cepat juga penumpukan kelembapan yang digunakan mengundang jamur dapat menyebabkan kemerahan lalu iritasi pada kulit.

Peradangan lapisan kulit juga bisa saja menyertai iritasi yang digunakan disebabkan oleh penyelenggaraan kosmetik kedaluwarsa.

Risiko lainnya yakni infeksi kulit. Dermatolog dari Schweiger Dermatology Group, Philadelphia, Michele Farber, MD, FAAD, menuturkan kosmetik berbahan dasar air seperti alas bedak dapat menjadi media bagi bakteri untuk tumbuh.

Sistem yang digunakan kedaluwarsa dapat menyebabkan infeksi lapisan kulit seperti folikulitis, menurut American Academy of Dermatology (AAD).

Infeksi mata juga dapat terjadi dikarenakan banyak komoditas riasan yang digunakan pada sekitar area mata seperti maskara kemudian eyeliner. Menggunakan komoditas riasan mata yang kedaluwarsa dapat meningkatkan risiko infeksi mata seperti mata merah.

Meskipun beberapa tindakan hukum mata merah dapat hilang dengan sendirinya, antibiotik atau salep kemungkinan besar diperlukan, menurut Stanford Health Care.

2. Reaksi alergi

Jika seseorang rentan terhadap reaksi alergi, maka penting untuk mengetahui masa pakai riasannya. Dokter spesialis epidermis pada New York City Brendan Camp, MD, mengungkapkan seiring waktu komposisi kimia riasan dapat berubah lalu hal itu dapat menyebabkan reaksi alergi seperti ruam atau dermatitis kontak.

“Reaksi alergi mungkin saja muncul dengan kemerahan, gatal, bengkak atau bercak bersisik,” kata dia.

3. Jerawat

Bakteri adalah pemicu umum jerawat. Ketika bakteri berkembang pada riasan lama, hal itu dapat menyebabkan atau memperburuk jerawat.

Bakteri penyulut jerawat dapat menempel pada riasan sehingga memperburuk keadaan. Setelah seseorang berhenti menggunakan riasan yang digunakan mengandung bakteri, jerawat kemungkinan besar akan hilang.

4. Bintit

Menggunakan barang riasan mata seperti eyeshadow, maskara, dan juga eyeliner dapat menyebabkan hambatan mata jikalau komoditas yang disebutkan sudah ada kedaluwarsa.

“Jika digunakan di tempat sekitar mata, komoditas riasan kedaluwarsa juga dapat menyebabkan bintit,” kata Garshick.

Untuk menjaga dari infeksi mata seperti mata merah juga bintit pada sekitar mata, penting untuk mengganti riasan mata secara teratur. Karena alasan itu, riasan mata lebih tinggi cepat kedaluwarsa dibandingkan komoditas lainnya.

Efek samping apapun dari pengaplikasian komoditas riasan kedaluwarsa memerlukan petunjuk dokter.

“Jika iritasi atau sensitivitas epidermis terjadi pasca menggunakan suatu produk, disarankan untuk memohonkan nasihat dari dokter epidermis bersertifikat yang digunakan dapat membantu Anda menentukan penyebabnya juga meresepkan penyembuhan yang mana tepat,” kata Camp.

 

SUMBER ANTARNEWS.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *