Scroll untuk baca artikel
Berita

Menkop UKM dorong pengembangan hasil kratom

10
×

Menkop UKM dorong pengembangan hasil kratom

Sebarkan artikel ini

Ibukota Indonesia – Menteri Koperasi serta UKM Teten Masduki menekankan pentingnya proses pengolahan lebih lanjut di mengembangkan aneka komoditas dari vegetasi kratom melalui koperasi di Kalimantan.

Pernyataan itu disampaikan Teten pada waktu mengunjungi sentra produksi kratom milik Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Unit Kalimantan Timur di Tenggarong Seberang, Wilayah Kutai Kartanegara, Kaltim, Jumat.

Kratom merupakan tumbuhan endemik Asia Tenggara yang dimaksud sejak lama daunnya dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat sebagai tumbuhan herbal juga memiliki nilai ekonomi yang dimaksud cukup besar.

Teten, diambil dari siaran pers yang tersebut diterima pada Jakarta, memaparkan langkah strategis pengembangan barang kratom sudah ada dibahas di dalam rapat kabinet yang digunakan dipimpin Presiden Joko Widodo, akibat tumbuhan yang dimaksud layak untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber daya untuk meningkatkan dunia usaha masyarakat Kalimantan.

Menkop UKM optimistis pengembangan lebih lanjut komoditas kratom dapat dilakukan, terlebih Koperasi Koprabuh telah melakukan riset yang mana cukup mendalam.

Penguraian barang kratom juga luas dikarenakan vegetasi ini mampu menjadi komponen baku untuk sektor farmasi, dan juga makanan juga minuman.

Teten menyampaikan permintaan lingkungan ekonomi globus terhadap kratom semakin besar. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kratom selalu mengalami perkembangan dengan tren sebesar 15,92 persen per tahun sejak 2019.

Salah satu negara tujuan ekspor utama kratom Indonesi adalah Amerika Serikat. Pada periode Januari-Mei 2023, ekspor kratom ke Negeri Paman Sam mencapai 4,86 jt dolar Amerika Serikat atau 66,30 persen dari total ekspor kratom Indonesia.

Teten pun mengingatkan agar penduduk tak jual materi mentahnya saja, tetapi harus diolah berubah menjadi komoditas bernilai tinggi.

"Ini sebenarnya hilirisasi, supply chain-nya, unsur bakunya dari para petani. Hilirisasinya butuh teknologi, lalu itu tidak ada mahal. Ini adalah mampu dipakai dalam Rumah Produksi Bersama," kata Teten.

Ke depan, Teten berharap kratom dapat bermetamorfosis menjadi hasil yang memiliki nilai tambah juga nilai sektor ekonomi lebih, juga berubah menjadi komoditas unggulan dari Kalimantan.

Namun, Teten mewanti-wanti agar habitat perdagangan dan juga pembangunan ekonomi harus tepat lalu terjaga baik.

Sementara itu, ketua eksekutif Koperasi Koprabuh Yohanis Walean menyatakan bahwa item kratom sudah ada masuk kategori herbal juga legal ekspor yang tersebut miliki peluang besar untuk dikembangkan, lalu potensinya bahkan lebih tinggi besar dari sawit.

Menurut dia, penyertaan kratom pun terbilang tak rumit. Kuncinya, harus dekat sumber air, tempat aliran sungai, rawa, lalu tepi danau.

"Walaupun terendam banjir selama tiga bulan, pohon kratom tetap bertambah bertahan," ujar Yohanis.

Artikel ini disadur dari Menkop UKM dorong pengembangan produk kratom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *