TEGALPOS.COM –
Jakarta – Kalangan ekonom mengungkapkan tiga nama yang tersebut cocok menggantikan Sri Mulyani Indrawati, yang tersebut sekarang sedang diisukan mau mundur dari posisinya sebagai menteri keuangan Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Tiga nama pengganti Sri Mulyani itu pernah menduduki sikap penting pada Kementerian Keuangan, dan juga bahkan dua dalam antaranya sempat mencicipi kursi menteri keuangan. Mereka adalah Chatib Basri, Bambang Brojonegoro, dan juga Suahasil Nazara.
Ekonom dari Universitas Diponegoro (Undip) Wahyu Widodo mengatakan, ketiga nama itu juga ideal lantaran pada bukan terafiliasi atau paling tiada bukanlah seseorang politikus dari partai tertentu. Ketiga nama itu murni akademisi yang mana sudah ada dikenal kalangan internasional.
“Sejarahnya itu menkeu yang tersebut paling ideal adalah pribadi akademisi atau kalau tidak akademisi jelas bukan berafiliasi dengan politik, yang mempunyai visi, juga kemudian visioner mengawasi kondisi fiskal domestik juga juga global,” kata Wahyu untuk CNBC Indonesia, Rabu (31/1/2024).
Khusus untuk Chatib Basri, Wahyu mengatakan, sebagai mantan menteri keuangan, akan tak sulit baginya untuk menyelesaikan tugas sebagai menteri keuangan pada sisa masa pemerintahan Jokowi, termasuk untuk menetapkan kebijakan fiskal yang mana sehat di tempat sedang panasnya tahun politik.
Chatib menurutnya telah terjadi dikenal di dalam dunia internasional, sehingga ketika disampaikan namanya oleh pemegang kekuasaan sebagai bendahara negara pengganti Sri Mulyaji, akan lebih tinggi memberikan kepastian sentimen bagi pelaku lingkungan ekonomi keuangan, seperti nama Bambang Brodjonegoro maupun Suahasil yang dimaksud juga memiliki rekam jejak yang tersebut baik.
“Untuk Pak Suahasil kan wamenkeu ya, beliau menunjukkan kinerja yang digunakan sangat baik selama ini sebagai wamenkeu, atau Pak Bambang Brodjo yang mana dulu juga pernah menjadi menteri di area Bappenas kemudian menkeu juga,” ucap Wahyu.
“Hanya sekadar memang benar kalau saya mengawasi karakter yang digunakan sangat kuat kalau saya boleh sebut ya ada pada Chatib Basri, itu mirip dengan Sri Mulyani. Dan secara internasional beliau-beliau itu sangat acceptable,” tegasnya.
Nama-nama itu juga disebutkan oleh ekonom yang juga merupakan direktur kegiatan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti. Namun, beliau tak memasukkan Bambang Brodjonegoro sebagai sosok yang tersebut memiliki karakter kuat lalu cocok menggantikan Sri Mulyani pada waktu ini.
“Pak Suahasil atau Pak Chatib mereka sudah ada pengalaman, beliau networking internasional juga ada, juga ia paham fiskal. Saya kenal baik keduanya, jadi saya tahu, beliau-beliau ini,” ucap Esther.
Namun, Esther mengingatkan jabatan menteri adalah jabatan politis, sehingga meskipun kriteria menkeu harus mempunyai integritas yang tinggi, kompetensi fiskal yang mana kuat, hingga kemampuan manajerial yang tersebut dapat diterima semua pihak, juga harus dikenal juga diterima oleh para petinggi partai politik.
“Masalahnya jabatan menteri itu kan jabatan yang tersebut diusulkan oleh partai, apalagi itu sikap strategis, tergantung kedekatan dengan partai juga nanti. Jadi pasti meskipun kompeten kalau bukan diusung identik partai akan sulit,” tutur Esther.
Sementara itu, ekonom dari Universitas Gajah Mada (UGM) Eddy Junarsin cenderung menganggap Suahasil Nazara selaku delegasi menteri keuangan yang digunakan paling cocok menggantikan tempat Sri Mulyani, akibat beliau selama ini telah terjadi bertugas sebagai wamenkeu menjaga fiskal tetap saja kredibel, termasuk selama masa merebaknya Covid-19.
Di sisi lain, ia cenderung menganggap, tiada sejumlah waktu untuk nama baru di tempat luar Kementerian Keuangan pada waktu ini untuk sanggup kerja cepat menjaga stabilitas fiskal ketika ditinggal Sri Mulyani dalam sisa masa pemerintahan. Maka opsi realistisnya adalah memilih perwakilan menteri keuangan sebagai menteri ad interim.
“Untuk masa seperti ini tiada ada waktu untuk reorientasi yang lama, jadi sebaiknya orang-orang di area di yang sudah ada ada, oleh sebab itu perlu cepat melanjutkan apa yang telah ada. Jadi saya kira delegasi menterinya, kualitasnya juga tinggi,” ungkap Eddy.
Meski begitu, Eddy menekankan, yang mana perlu dipertimbangkan Jokowi ketika ini adalah menjaga soliditas kabinetnya, ketimbang melepas begitu hanya Sri Mulyani. Sebab, supaya pertanggung jawaban kepemimpinannya hingga akhir terbukti kuat, lalu juga demi menjaga stabilitas dunia usaha maupun urusan politik selama masa Pemilihan Umum atau Pilpres 2024.
Ciri-Ciri Sosok Ideal
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kemudian Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal enggan menyebutkan nama pengganti Sri Mulyani.
Mereka lebih banyak memilih menyodorokan kriteria yang digunakan memumpuni supaya rakyat miliki ukuran bahwa menteri keuangan pengganti Sri Mulyani kapabilitasnya tak boleh di tempat bawah kriteria Sri Mulyani. Di antaranya punya track record yang memumpuni pada pengelolaan fiskal, juga jaringan internasionalnya luas.
Bhima Yudhistira menekankan, kriteria itu sangat dibutuhkan akibat isu mundurnya Sri Mulyani ini terbilang wajar. Kabar yang digunakan beredar, kebijakan yang tersebut dikeluarkan Presiden Jokowi pada pada waktu mendekati Pilpres 2024 cenderung bertentangan dengan prinsip-prinsip teknokratis, seperti memaksakan kegiatan yang dimaksud tak sesuai dengan kapasitas anggaran.
“Sangat jarak jauh dari dasar teknokratis, misalnya bansos yang digunakan ditambah jelang pilpres lebih besar kental nuansa kebijakan pemerintah daripada membantu daya beli masyarakat. Kemudian di tempat sekeliling Jokowi berbagai menteri bidang dunia usaha yang mana dibiarkan sibuk kampanye, padahal permasalahan perekonomian butuh fokus. Kondisi ini menyebabkan peran SMI menjadi sentral khususnya di meyakinkan pemodal luar negeri,” tutur Bhima.
Sementara itu, Mohammad Faisal menekankan kriteria ini juga menjadi penting akibat sangat banyak orang yang sebetulnya cocok menjadi menteri keuangan pengganti Sri Mulyani. Menurutnya, Sri Mulyani bukanlah satu-satunya orang yang mana mampu menjabat sikap itu dengan baik.
Di antaranya adalah orang yang tersebut miliki integritas yang digunakan kuat, beretika, kompetensi di mengatur makroekonomi kemudian fiskal, tidaklah gampang diintervensi lalu ditekan secara politik, hingga miliki interpersonal skill yang digunakan luwes dengan artian mampu berinteraksi dengan baik dengan orang lain, baik pada tataran domestik hingga internasional.
“Jadi saya tiada ingin lantas kemudian kita menggiring bahwa oh enggak ada Sri Mulyani enggak jalan, bahaya menurut saya, kita menyembunyikan opsi, tapi sejumlah orang yang mana dapat menjalankan peran sebagai menkeu. Ciri-cirinya nya adalah orang yang punya integritas itu satu, orang yang beretika,” tegas Faisal.
Artikel Selanjutnya Ramalan Sri Mulyani Hal ini Jadi Kenyataan, Bikin Kaget Dunia!
SUMBER CNBC.COM