Scroll untuk baca artikel
Hiburan

Pesona budaya Tanah Air di layar film

276
×

Pesona budaya Tanah Air di layar film

Sebarkan artikel ini

pemerintahan terus memberikan dukungan kuat bagi para pembuat film yang ingin memperkenalkan karya-karya merekan ke panggung internasional …

Jakarta – Film Negara Indonesia tiada belaka mempersembahkan hiburan, tetapi juga sebagai jembatan yang tersebut menghadirkan pesona budaya dan juga keajaiban alam di dalam Tanah Air. Pesona inilah yang, antara lain, mengundang penonton betah menjelajahi keunikan Tanah Air lewat layar.

Dengan visual yang digunakan memukau dan juga kisah yang digunakan memikat, film-film Tanah Air bermetamorfosis menjadi jendela terbuka bagi pandangan global tentang kehidupan, tradisi, lalu nilai-nilai yang tersebut kaya negeri ini. Melalui setting yang tersebut autentik, bahasa lokal, lalu melibatkan tema-tema budaya yang mana khas, film-film Tanah Air muncul sebagai duta luar biasa yang tersebut memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara ke dunia.

Lebih dari sekadar sumber hiburan, film-film negeri ini bahkan berubah jadi instrumen institusi belajar yang dimaksud efektif tentang kebudayaan Indonesia. Dengan menampilkan kekayaan tradisi lokal, pakaian adat, tarian tradisional, makanan khas, hingga pariwisata, film-film lokal memberikan wawasan mendalam tentang keanekaragaman budaya Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, serta Teknologi (Kemendikbud Ristek) Hilmar Farid menyatakan untuk ANTARA bahwa film Tanah Air pada waktu ini menampilkan keberagaman yang tersebut luar biasa, baik dari segi genre, tema, maupun latar belakang.

Menurut Hilmar, terdapat berbagai film yang dimaksud memilih setting di dalam beraneka area dengan kekayaan alam serta budaya yang sangat beragam.

Dalam konteks ini, film tiada cuma menjadi sarana hiburan, tetapi juga berubah jadi jendela yang tersebut membuka cakrawala bagi penonton untuk mengenal lebih tinggi pada tentang keindahan alam lalu kekayaan budaya Indonesia.

Dengan menggambarkan keberagaman ini melalui narasi atau cerita yang kuat, film Indonesi efektif pada menjalankan peran diplomasi budaya, memperkenalkan keragaman Negara Indonesia untuk dunia.

Dukungan pemerintah

pemerintahan Kemendikbud Ristek menunjukkan dukungannya terhadap perkembangan perfilman Indonesi melalui beragam kegiatan inovatif. Program-program yang dimaksud meliputi laboratorium untuk penulisan naskah, sarana produksi film, dukungan pemutaran film, hingga distribusi film ke luar negeri.

Selain itu, Kemendikbud Ristek juga fokus pada pemasaran kearifan lokal kemudian kekayaan boga atau kuliner Negara Indonesia melalui beberapa jumlah film dokumenter yang tersebut menampilkan warisan budaya, teristimewa di konteks makanan juga gastronomi.

Kemudian, eksekutif juga terus memberikan dukungan yang digunakan kuat bagi para pembuat film yang digunakan ingin memperkenalkan karya-karya merek dalam panggung internasional melalui berubah-ubah jalur, seperti festival film, pemutaran film, serta distribusi, Kemendikbud Ristek sudah memberikan bantuan untuk para sineas Indonesia.

Saat ini, karya-karya film Nusantara sudah meramaikan panggung festival film internasional terkemuka, di antaranya Cannes, Locarno, Berlinale, Busan, lalu sejumlah lagi, dengan total partisipasi pada lebih besar dari 24 festival film internasional yang digunakan bergengsi.

Oleh lantaran itu, pada rangka memperingati Hari Film Nasional (HFN) 2024, Hilmar berharap agar keragaman film Negara Indonesia dapat terus mengalami perkembangan lalu mencapai beragam kalangan masyarakat, baik di pada maupun dalam luar negeri.

“Saya berharap keragaman film Nusantara bisa saja terus tumbuh juga menjangkau semua lapisan komunitas baik ke pada maupun luar negeri. Tanah Air punya begitu berbagai cerita untuk ditawarkan terhadap dunia,” kata Hilmar.

Budaya di film

Aktris Clara Bernadeth menyoroti bagaimana generasi muda rutin kali terpapar budaya Barat atau Korea, khususnya melalui film-film yang mana populer, yang dimaksud dampaknya juga mempengaruhi cara berpikir, selera, hingga bertindak kaum muda.

Clara menekankan bahwa film-film Korea banyak kali memperkenalkan unsur-unsur kuliner atau makanan Korea, yang digunakan kemudian menyebabkan penonton merasa ingin mencicipi makanan tersebut. Dari situlah Clara mengawasi kekuatan film sebagai media yang dimaksud sangat efektif pada menyampaikan budaya suatu negara ke penonton di dalam seluruh dunia.

Selain itu, sebagai seseorang aktris, ia senang di mana mendapatkan kesempatan untuk terlibat pada film-film yang mana memperkenalkan budaya Indonesia.

Salah satunya, Clara juga mengambil bagian terlibat pada projek "Mustika Rasa Kini" (MRK) yang mana diinisiasi oleh Kemendikbud Ristek berkolaborasi dengan Ruang Basbeth Bercerita sebagai upaya untuk menggali, meneliti, serta membandingkan resep-resep masakan tradisional Nusantara dari masa sesudah itu hingga masa kini.

Clara pun berharap akan lebih lanjut banyak lagi budaya, hingga kuliner di dalam Negara Indonesia yang dimaksud bisa saja disebarkan melalui film.

Proses pembuatan film

Sutradara sekaligus pendiri "Ruang Basbeth Bercerita" Ismail Basbeth mengungkapkan bahwa menimbulkan film bukanlah perkara yang dimaksud mudah. Meskipun belajar dan juga menyebabkan film bisa jadi dianggap sebagai pencapaian, terkadang ada perasaan kurang puas.

Karena, film tiada sekadar hasil seni, tetapi juga mempunyai aspek sastra yang dimaksud mendalam. Ketika merasa kebingungan pada tahapan pembuatan film, Ismail Basbeth mencoba untuk menggali cerita.

Dalam upayanya menciptakan ruang untuk bercerita, ia bermain dengan ide sama-sama teman-temannya. Ide memiliki kekuatan seperti virus yang digunakan bisa saja mengalami perkembangan di mana ditularkan dan juga melibatkan berbagai orang.

Dalam rute pembuatan film diperlukan regu yang dimaksud kompak kemudian saling menyadari sehingga ide dapat terus dikembangkan kemudian diperbaiki melalui diskusi. Ismail Basbeth percaya bahwa dengan menjalankan kegiatan ini dengan banyak pendatang maka dapat saling menggalang kemudian menginspirasi satu serupa lain di serangkaian kreatif di dalamnya.

Seorang produser Lyza Anggraheni menyatakan bahwa meskipun bukan menjadi produser sejumlah film, ia mempunyai keinginan untuk bermetamorfosis menjadi produser film-film yang mana penting, khususnya untuk anak-anak dan juga pendidikannya.

Lyza merasa terpanggil untuk terlibat di projek seperti "Mustika Rasa" oleh sebab itu sebagai orang ibu, ia menyadari pentingnya sekolah untuk masa depan anak-anak.

 

Artikel ini disadur dari Pesona budaya Indonesia dalam layar film

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *