TEGALPOS.COM – Jakarta – otoritas sedang memproses pencarian operator pengganti perusahaan minyak kemudian gas bumi (migas) jika Rusia yakni Zarubezhneft di area Blok Tuna yang digunakan berada di area Laut Natuna Utara. Setidaknya, telah ada beberapa perusahaan yang menaruh minat untuk menggantikan perusahaan jika Rusia itu.
Direktur Jenderal Minyak dan juga Gas Bumi Tutuka Ariadji mengungkapkan ketika ini proses inisiasi data room dalam Blok Tuna masih berlangsung. Ia pun berharap proses pencarian mitra ini dapat selesai pada April 2024.
“Masih pada proses membuka data. Ada beberapa perusahaan yang tersebut tertarik. Diharapkan pada bulan April 2024 telah mendapatkan mitra yang dimaksud baru,” kata beliau untuk CNBC Indonesia, disitir Kamis (11/1/2024).
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Pertemuan Usaha Hulu Minyak kemudian Gas Bumi berharap proses peralihan participating interest (PI) di dalam Blok Tuna dapat tuntas pada tahun ini.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan proses pencarian operator pengganti Zarubezhneft di dalam Blok Tuna masih berlangsung. Nanang pun berharap proses divestasi Zarubezhneft di dalam Blok Tuna dapat segera tuntas pada tahun ini. Pasalnya, gas yang tersebut diproduksikan dari Blok Tuna sendiri sudah pernah memiliki calon pembeli dari Vietnam.
“Kalau gasnya nanti rencananya akan disalurkan ke Vietnam. Memang ada batas waktu ya, mudah mudahan di tempat tahun ini selesai dari kepastian siapa,” ujar Nanang ditemui dalam Gedung Kementerian ESDM, Selasa (2/1/2024).
Sebagaimana diketahui, Blok Tuna sendiri di dalam operatori oleh perusahaan selama Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. Sementara Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang mana memegang hak partisipasi sebesar 50% di area Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.
Beberapa waktu lalu, Nanang membeberkan rencana pengembangan Blok Tuna yang mana di area operatori oleh perusahaan dengan syarat Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. terimbas sanksi Uni Eropa lalu pemerintah Inggris. Pasalnya, partner dia di dalam blok yang disebutkan yakni Zarubezhneft berasal dari Rusia.
Oleh sebab itu, Zarubezhneft pun akhirnya memutuskan untuk hengkang dari proyek tersebut. Mengingat Harbour Energy telah terjadi dalam wanti-wanti oleh pemerintah setempat untuk tidak ada bertransaksi apalagi berpartner dengan perusahaan dengan syarat Rusia.
Artikel Selanjutnya Rusia Cabut dari Proyek RI, Calon Penggantinya Sudah Cek Informasi
SUMBER CNBC.COM