Jakarta – PT Timah Tbk (TINS) angkat pernyataan perihal kemungkinan kerugian perusahaan imbas dugaan korupsi yang melibatkan suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis serta ‘Crazy Rich’ PIK Helena Lim.
Direktur Utama TINS, Ahmad Dani Virsal mengungkapkan bahwa pertambangan ilegal yang digunakan diwujudkan oleh para terdakwa dugaan korupsi TINS merugikan perusahaan di sisi tata kelola pertambangan, serta alur industri yang digunakan harus dikelola dengan regulasi yang tersebut ada.
“Sebenarnya tata kelolanya ya, tidak cuma produksi tambang ilegal, tapi bagaimana flow of business pertimahan harus dikelola sesuai regulasi yang ada,” kata beliau pada waktu ditemui ke Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Adapun, pada paparan Virsal di Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI mengungkapkan bahwa produksi bijih timah, pada 2023 tercatat mengalami penurunan 26% menjadi 14.855 ton dari 20.079 ton pada 2022. Dari sisi produksi logam timah, pada 2023 produksi logam timah juga turun 23% berubah jadi 15.340 ton dari 19.825 ton pada 2022.
Sementara dari sisi penjualan, pelanggan logam timah pada 2023 turun 31% menjadi 14.385 ton dari 20.805 ton pada 2022 lalu.
Ada pula pihaknya membukukan kerugian Rupiah 450 miliar pada 2023, turun dari capaian laba bersih selama 2022 yang digunakan tercatat mencapai Simbol Rupiah 1,04 triliun.
Virsal mengatakan, merugi bersih sebesar Rupiah 450 miliar yang mana dialami perusahaan pada 2023 dipicu dikarenakan menurunnya biaya timah ke lingkungan ekonomi dunia, dan juga penurunan ukuran produksi bijih kemudian logam timah.
Dia juga menjelaskan, nilai tukar jual rata-rata timah pada 2023 tercatat “hanya” sebesar US$ 26.583 per metrik ton, turun 16% dari 2022 sebesar US$ 31.474 per metrik ton.
Dengan begitu, ia menyatakan bahwa produksi perusahaan yang dimaksud terus berkurang pada kurun waktu 3 tahun terakhir yang disebutkan imbas dari akumulasi permasalahan yang dimaksud ada.
“Memang banyak kesulitan ya sebenarnya, ada hambatan sosial, kesulitan social leson to operate, metode penambangan, cara penambangan. Banyak secara teknis serta secara sosial juga sejumlah yang mesti diperbaiki untuk Tingkatkan produksi,” tandasnya.
Akibatnya, pendapatan PT Timah Tbk pada 2023 anjlok 33% menjadi Mata Uang Rupiah 8,39 triliun dari Simbol Rupiah 12,50 triliun pada 2022. Sementara EBITDA pada 2023 anjlok 71% bermetamorfosis menjadi Rupiah 684 miliar pada 2023 dari Mata Uang Rupiah 2,37 triliun pada 2022.
Artikel Selanjutnya Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Dugaan Korupsi Timah, Hal ini Kronologinya
Artikel ini disadur dari Segini Kerugian PT Timah Imbas Kasus Dugaan Korupsi