Scroll untuk baca artikel
Olahraga

Sejarah NIAC Mitra, raksasa Galatama yang dimaksud pernah taklukkan Arsenal

414
×

Sejarah NIAC Mitra, raksasa Galatama yang dimaksud pernah taklukkan Arsenal

Sebarkan artikel ini

DKI Jakarta – Di era keemasan sepak bola Nusantara pada 1980-an, ada satu klub yang digunakan begitu fenomenal serta legendaris, yaitu NIAC Mitra.

Klub yang dimaksud berbasis di dalam Surabaya ini dikenal sebagai salah satu tim paling sukses ke kompetisi Galatama (Liga Sepak Bola Utama), kompetisi yang tersebut bermetamorfosis menjadi cikal akan datang Kejuaraan Negara Indonesia ketika ini.

Dalam sejarahnya, NIAC Mitra mencatatkan prestasi luar biasa, salah satunya adalah kemenangan berhadapan dengan raksasa Inggris, Arsenal, yang tersebut kala itu berubah menjadi salah satu grup terkuat pada dunia.

Sejarah singkat NIAC Mitra

NIAC Mitra (New International Amusement Center Mitra) didirikan pada tanggal 14 Agustus 1978 sebagai klub sepak bola yang digunakan berisikan pemain dari para karyawan perusahaan yang dimaksud ingin menyalurkan hobi sepak bolanya. Klub ini berubah jadi salah satu dari sedikit grup yang mana bergabung dan juga di kompetisi Galatama edisi perdana, yang mana diperkenalkan pada tahun 1979 sebagai liga semi-profesional pertama pada Indonesia.

Galatama diinisiasi oleh PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional dengan melibatkan klub-klub yang digunakan tiada bergantung pada pemerintah daerah, melainkan memiliki manajemen mandiri.

Klub-klub yang digunakan berubah menjadi pendiri lalu partisipan Galatama edisi pertama adalah NIAC Mitra, Pardedetex, Warna Agung, Jayakarta, hingga Tanah Air Muda.

NIAC Mitra milik Agustinus Wenas ini mendapatkan suntikan dana sponsor dari perusahaan New International Amusement Center yang juga berubah menjadi nama regu tersebut.

Korporasi itu disebut-sebut sebagai rumah judi lalu kasino yang mana menguasai wilayah Surabaya pada masa itu. Melalui dukungan tersebut, klub ini segera menunjukkan kualitasnya sebagai kelompok yang digunakan kompetitif.

Pada tahun 1980-an, merek berhasil berubah jadi salah satu kekuatan dominan di dalam Galatama. Klub ini dikenal miliki manajemen yang digunakan baik kemudian merekrut penggawa berbakat, baik lokal maupun asing, sehingga berubah menjadi salah satu klub paling ditakuti lawan.

Pencapaian ke Galatama

NIAC Mitra mengungguli dua peringkat juara Galatama, yaitu pada musim 1980-1982, 1982-1983, kemudian 1987-1988. Selain menjuarai kompetisi domestik, NIAC Mitra juga pernah merengkuh penghargaan juara pada pertandingan Internasional Piala Emas Aga Khan 1979 ke Bangladesh, yang dimaksud merupakan cikal akan Kejuaraan Champions Asia ketika ini.

Mereka juga terus-menerus berada di papan menghadapi klasemen selama beberapa musim kompetisi berikutnya. Keberhasilan ini tiada cuma didukung oleh para pemain bintang, tetapi juga dikarenakan manajemen yang mana solid dan juga profesional.

Klub ini memiliki beberapa pemain terkenal seperti Rudi Wiliam Keltjes, Joko Malis, Abdul Kadir, dan juga penyerang Singapura Fandi Ahmad sebagai pemain asing, yang menjadi salah satu daya tarik Galatama ketika itu. Kombinasi pemain lokal berbakat serta asing yang dimaksud berkualitas menyebabkan NIAC Mitra bermetamorfosis menjadi tim yang dimaksud sangat tangguh.

Pertandingan bersejarah: NIAC Mitra vs Arsenal

Salah satu momen paling ikonik di sejarah NIAC Mitra adalah pada saat merek berhasil mengalahkan Arsenal pada laga persahabatan pada tahun 1983. Arsenal merupakan klub sepak bola jika Inggris yang dimaksud sudah ada miliki nama besar dalam panggung internasional, melakukan tur Asia sebagai bagian dari persiapan pra-musim mereka.

Di berada dalam tur tersebut, merek dijadwalkan untuk berperang melawan NIAC Mitra di dalam Stadion Gelora 10 November, Surabaya.

Kompetisi ini berubah menjadi perhatian besar bagi rakyat sepak bola Indonesia. Arsenal datang dengan kekuatan penuh, termasuk beberapa pemain bintangnya seperti Pat Jennings hingga David O'Leary.

Namun, siapa sangka, NIAC Mitra yang dimaksud kala itu bermain dengan semangat lebih tinggi mampu menundukkan Arsenal dengan skor 2-0 lewat gol yang dimaksud dicetak oleh Fandi Ahmad juga Joko Malis.

Kemenangan gemilang ini berubah jadi kebanggaan besar bukan hanya sekali bagi NIAC Mitra, tetapi juga bagi sepak bola Indonesia. Hasil ini membuktikan bahwa klub-klub Indonesia, khususnya dari kompetisi Galatama, mampu bersaing dengan klub-klub Eropa.

Akhir dari NIAC Mitra

Meski sempat menjadi kekuatan besar ke era 1980-an, NIAC Mitra perlahan mulai meredup. Pada awal 1990-an, dengan semakin sulitnya pendanaan kemudian inovasi pada susunan liga sepak bola Indonesia, NIAC Mitra terpaksa berhenti berkompetisi.

Klub ini akhirnya diakui sisi oleh entrepreneur selama Banjarmasin, Sulaiman bin Haji Basirun, yang tersebut juga pemilik Hasnur Grup kemudian klub sepak bola Barito Putera.

Setelah berganti kepemilikan Mitra Surabaya kemudian mengganti nama berubah menjadi Mitra Kalteng Putra dan juga berpindah markas ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Pada tahun 2003, Mitra Kalteng Putra mengalami kesulitan keuangan hingga klub ini kembali dijual serta dibeli oleh pemerintah Wilayah Kutai Kartanegara lalu sekaligus mengganti namanya berubah jadi Mitra Kutai Kartanegara atau Mitra Kukar yang dikenal ketika ini, klub ini bermarkas ke Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Warisan NIAC Mitra

Meski sekarang ini klub yang dimaksud sudah ada tiada lagi aktif, NIAC Mitra permanen diingat sebagai salah satu klub paling legendaris pada sejarah sepak bola Indonesia.

Kemenangan gemilang bertarung dengan Arsenal menjadi momen yang terus-menerus dikenang oleh para penggemar sepak bola Indonesia. Selain itu, keberhasilan dia dalam kompetisi Galatama menunjukkan bahwa dengan manajemen yang digunakan profesional, klub-klub Indonesia bisa saja bersaing di tingkat internasional.

Kesuksesan NIAC Mitra juga berubah menjadi inspirasi bagi klub-klub dalam Tanah Air untuk terus mengalami perkembangan kemudian mencoba mencapai standar yang tersebut lebih lanjut tinggi.

Hingga pada waktu ini, nama NIAC Mitra masih kerap disebut sebagai simbol kejayaan sepak bola Indonesia di masa lalu.

Artikel ini disadur dari Sejarah NIAC Mitra, raksasa Galatama yang pernah taklukkan Arsenal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *