TEGALPOS.COM – Jakarta – Keresahan akan melebarnya konflik Gaza, Palestina, semakin tinggi. Dua kejadian beruntun pada Selasa juga Rabu menyebabkan hal ini.
Peperangan yang tersebut lebih besar intens serta lebih banyak luas sejauh ini dapat dihindari. Namun ledakan di area Iran kemarin pasca sebelumnya pembunuhan petinggi organisasi Hamas Saleh Al-Arouri Selasa, mengguncang pangsa global serta menyebabkan biaya minyak naik tambahan dari 3%.
Menyusul pembuhan tersebut, sebagian negara pun sudah pernah memberikan peringatan tegas ke warga di dalam beberapa orang lokasi. Jerman misalnya menyampaikan peringatan warganya untuk segera meninggalkan Lebanon seraya mengungkapkan “situasi semakin memburuk dan juga perluasan konflik tak dapat dikesampingkan”.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah lama memohonkan tanah Israel untuk menghindari eskalasi pasca serangan Lebanon. Ini adalah disampaikannya khusus ke menteri negara Israel serta anggota kabinet peperangan Benny Gantz.
“Penting untuk menghindari sikap yang tersebut meningkat, khususnya di tempat Lebanon, dan juga bahwa Prancis akan terus menyampaikan pesan-pesan ini untuk semua pihak yang mana terlibat secara dengan segera atau tidaklah secara langsung pada konflik ini,” tulis pembacaan telepon yang disebutkan yang digunakan diadakan Istana Elysee.
Pembunuhan Petinggi gerakan Hamas Al Arouri
Kejadian pertama yang menyebabkan dunia khawatir konflik melebar adalah negara Israel dilaporkan membunuh salah satu petinggi Hamas, Saleh Al Arouri, di area Beirut Lebanon. Ia tewas pada serangan drone ke sebuah bangunan, sama-sama enam orang lain.
Ini menyebabkan kemarahan Lebanon dikarenakan merasa wilayahnya dilewati Israel. Sekutu Hamas, Hizbullah, yang digunakan berbasis di dalam neleri itu juga memberikan kecaman.
Dalam update AFP Kamis (4/1/2024), Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyampaikan peringatan tanah Israel agar tiada melancarkan konflik terhadap Lebanon. Menurutnya, pihaknya pada waktu ini telah siap bila eskalasi memuncak menjadi konflik baru.
“Jika musuh berpikir untuk melancarkan peperangan terhadap Lebanon, kami akan berperang tanpa hambatan, tanpa aturan, tanpa batas, juga tanpa batasan,” kata Nasrallah di pidato yang dimaksud disiarkan televisi.
“Kami tak takut perang,” tambahnya seraya menambahkan bahwa”untuk pada waktu ini, pihaknya akan bertempur di tempat garis depan dengan perhitungan yang cermat.
Nasrallah menggambarkan serangan negara Israel yang menewaskan Al Arouri sebagai kejahatan besar kemudian berbahaya. Menurutnya, aksi semacam itu tidak ada akan dibiarkan begitu semata dan juga tanpa hukuman.
“Israel sudah dilemahkan oleh serangan gencar kelompok Hamas pada 7 Oktober,” tambahnya.
Arouri sendiri merupakan perwakilan kepala biro kebijakan pemerintah kelompok Hamas kemudian salah satu pendiri sayap bersenjata kelompok tersebut, Brigade Qassam. Ia tinggal di area pengasingan di dalam Lebanon setelahnya menghabiskan 15 tahun di area penjara Israel.
Hamas juga pejabat keamanan di tempat Lebanon memang telah menuduh Tel Aviv sengaja membunuh Arouri. gerakan Hamas menambahkan Arouri akan dimakamkan Kamis ini pada kamp pengungsi Palestina Shatila dalam Beirut.
Sebenarnya Juru Bicara Militer negeri Israel Daniel Hagari tidak ada secara secara langsung mengomentari pembunuhan Arouri. Walau begitu, ia mengungkapkan militer sangat siap menghadapi skenario apa pun setelahnya kejadian tersebut.
Hizbullah lalu musuh bebuyutannya, Israel, hampir setiap hari saling baku tembak di area perbatasan mereka itu sejak konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober. Komunitas yang dimaksud mengumumkan beberapa serangan terhadap pasukan juga tempat negara Israel pada hari Rabu.
Dua Bom Meledak dalam Iran Buat 100 Tewas
Sementara itu, Rabu sore serangan pun terjadi ke Iran, yang tersebut diyakini sebagai penyokong utama Hizbullah. Dua bom meledak kemudian menewaskan 103 orang, juga melukai 211 lainnya, Rabu.
Bom terjadi ketika peziarah memperingati terbunuhnya Jenderal Garda Revolusi Qasem Soleimani, yang mana keempat tahun. Soleimani sendiri tewas pada serangan Amerika Serikat pada Irak, 2020 lalu.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab berhadapan dengan ledakan, yang tersebut menurut arsip AFP, merupakan serangan paling mematikan dalam negara itu sejak pembakaran tahun 1978 yang digunakan menewaskan sedikitnya 377 orang. TV milik pemerintah mengumumkan ledakan itu sebagai “serangan teroris”.
Serupa dengan Hizbullah, Iran lalu tanah Israel adalah musuh bebuyutan. Pasca serangan kelompok Hamas ke Israel, yang mana dibalas Tel Aviv dengan serbuan ke Gaza, beberapa milisi pro-Iran seperti Hizbullah kemudian Houthi di area Yaman mulai melakukan agresi ke Negeri Yahudi itu.
“Washington mengungkapkan Amerika Serikat juga negeri Israel bukan berperan pada serangan teroris di area Kerman, Iran. Benarkah?” tulis Wakil kebijakan pemerintah Presiden Iran, Mohammad Jamshidi dalam media sosial X, di pernyataan terbaru diambil laman yang digunakan sama.
“Seekor rubah akan mencium sarangnya sendiri terlebih dahulu,” katanya lagi.
“Jangan salah. Tanggung jawab melawan kejahatan ini terletak pada Amerika Serikat kemudian rezim Zionis (Israel) lalu terorisme hanyalah sebuah alat,”tegasnya.
AS sudah menolak tuduhan bahwa merekan atau sekutunya, Israel, terlibat. Sementara pemerintah Utama Menteri (PM) negeri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar.
“AS tidaklah terlibat pada hal apa pun… Kami tak punya alasan untuk percaya bahwa negara Israel terlibat di ledakan ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller.
“Kami fokus pada pertempuran dengan Hamas,” kata juru bicara militer negara Israel Daniel Hagari ketika dikonfirmasi laman yang sama.
Artikel Selanjutnya 9 Update Terbaru Perang Gaza: 10.000 Tewas-Rumah Sakit Kolaps
SUMBER CNBC.COM