TEGALPOS.COM – Rumah Sakit (RS) Indonesia yang dimaksud ada di dalam Gaza Utara, Palestina, menjadi sasaran serangan rudal oleh Israel. Pasca serangan di area area rumah sakit, kondisi serta situasi pasien yang mana ada di area RS Indonesia itu makin memprihatinkan.
Rumah sakit hal tersebut bahkan sekarang ini kekurangan obat, material bakar, hingga listrik. Para petugas dan juga relawan belaka sanggup makan satu kali sehari pada mana sarapan lalu makan malam hanya sekali menggunakan kurma.
Rumah sakit terbesar kedua di area Gaza itu pada saat ini bukan semata-mata menampung orang sakit namun juga para pengungsi. Sementara pekarangan pada rumah sakit dijadikan pekuburan massal.
Potret pekuburan masal dekat RS Indonesia di tempat Gaza itu muncul dalam unggahan video di tempat akun Instagram aktivis kemanusiaan Abdullah Onim atau Bang Onim.
Pada video hal tersebut tampak petugas menguburkan satu per satu jenazah para korban.
“Kuburan masal jasad warga Gaza, halaman samping RS Indonesia,” tulisan dalam video.
Petugas Pasrah
Para aktivis kemanusiaan dalam Rumah Sakit Indonesia di dalam Gaza Utara mulai pasrah. Tempat mereka berada mulai menjadi sasaran bombardir tentara Zionis Israel.
Salah satunya Fikri Rofiul Haq yang digunakan menyayangkan bombardir Israel di dalam daerah rumah sakit serta perkebunan.
“Pasukan Israel telah terjadi mengebom ladang dalam Jalur Gaza juga banyak tanaman mati”, kata Haq seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Pada awal perang, kami masih bisa saja mendapatkan beberapa barang dari sekitar rumah sakit, seperti sayur mayur serta mie instan, namun sekarang tak mungkin mendapatkan barang segar seperti bawang, tomat, lalu mentimun,” imbuhnya.
Menurut Fikri, staf semata-mata mendapat makan sekali sehari saat makan siang. Makanan itu disediakan oleh Rumah Sakit Al-Shifa [yang berdekatan] dengan RS Indonesia.
“Untuk sarapan lalu makan malam, staf makan biskuit atau kurma,” paparnya
Kondisi di dalam Rumah Sakit Indonesia lalu Al-Shifa, serta rumah sakit lain di tempat Gaza, telah terjadi memburuk sejak terakhir kali Al Jazeera berbicara dengan Haq pada hari Jumat.
Atef al-Kahlot, direktur Rumah Sakit Indonesia juga mengatakan fasilitasnya hanya saja beroperasi dengan kapasitas antara 30-40 persen dan juga dia memohonkan dunia untuk membantu.
“Kami menyerukan kepada orang-orang terhormat dalam dunia, jika ada pada antara merekan yang mana masih tersisa, untuk memberikan tekanan pada pasukan pendudukan untuk memasok Rumah Sakit Indonesia kemudian rumah sakit lainnya dalam Jalur Gaza,” katanya.
SUMBER SUARA.COM