Scroll untuk baca artikel
Berita

Sosok Ratu Kalinyamat, Pahlawan Nasional Wanita Penguasa Laut Utara Jawa Berani ‘Tenggelamkan’ Portugis

692
×

Sosok Ratu Kalinyamat, Pahlawan Nasional Wanita Penguasa Laut Utara Jawa Berani ‘Tenggelamkan’ Portugis

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM – Sosok Ratu Kalinyamat menarik perhatian banyak orang setelah namanya masuk dalam daftar Pahlawan Nasional yang digunakan akan diresmikan Presiden Jokowi pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023.

Merangkum berbagai sumber, Ratu Kalinyamat adalah Ratu yang dimaksud berkuasa di dalam Jepara pada tahun 1549-1579. Selama berkuasa, ia dikenal bijaksana, tangguh serta juga pemberani.

Sosok Ratu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat merupakan putri dari Pangeran Trenggana sekaligus cucu Sultan Demak pertama, yaitu Raden Patah. Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Ratna Kencana.

Wanita berdarah biru ini menikah dengan putra manusia sultan dengan syarat Aceh yang dimaksud kemudian mendapat gelar sebagai Pangeran Hadiri yang mana bermakna pangeran yang hadir dari Aceh ke Jepara.

Setelah menikah, pemerintahan Jepara dipimpin oleh Pangeran Hadiri dengan dampingan Ratu Kalinyamat.

Sayangnya pernikahan merek tak berlangsung lama dikarenakan Pangeran Hadiri tewas pada tangan utusan Arya Penangsang pada tahun 1549.

Berani ‘Tenggelamkan’ Portugis

Ditinggalkan Pangeran Hadiri, Jepara kemudian diambil alih oleh Ratu Kalinyamat lalu berkembang hingga memiliki armada laut yang tersebut kokoh juga besar.

Ratu Kalinyamat sangat disegani akibat di dalam tangannya, Jepara berkembang jadi Kerajaan Bahari kemudian sumber kehidupan utama rakyatnya berasal dari lautan.

Di bawah kekuasaannya, Jepara berkembang pesat lalu mempunyai pelabuhan terbesar pada Jawa juga dijaga dengan armada laut yang besar kemudian tangguh.

Pada tahun 1573, ayah Pangeran Hadiri, Sultan Ali Mukhayat Syah dari Aceh mengajukan permohonan Ratu Kalinyamat menyerang Portugis dalam Malaka. Tak tanggung-tanggung, armada yang dikirim adalah 300 unit kapal, 80 unit kapal masing-masing berbobot 400 ton. Sekitar 40 armada kapal diisi empat sampai lima ribu prajurit.

Ratu Kalinyamat memimpin Jepara sekitar 30 tahun juga di area masa pemerintahannya, Jepara berhasil mencapai masa kejayaan. Ia juga dikenal sebagai penguasa perempuan pertama pada Kerajaan Demak ketika kerajaan ini berkonflik urusan politik antara keturunan Raden Patah.

Pada abad ke-16, Jepara menjadi wilayah yang dimaksud makmur oleh sebab itu menjadi pintu gerbang menuju pelabuhan serta kota perdagangan kerajaan Demak.

Sebagai penguasa, Ratu Kalinyamat bekerja sejenis dengan penguasa lain lalu mengembangkan Jepara dalam bidang politik, ekonomi juga administrasi.

Karena kesuksesan inilah, Ratu Kalinyamat diakui bangsa Portugis. Bahkan dia miliki julukan khusus untuk Ratu Kalinyamat, yaitu:

  • Rainha de Jepara senhora Poderosa e rice, artinya Ratu Jepara, perempuan yang dimaksud kaya dengan kekuasaan besar
  • De Kranige Dame, artinya wanita tangguh kemudian gagah berani yang dimaksud tak kenal takut

Bertapa Tanpa Busana

Diceritakan, Ratu Kalinyamat pernah bertapa tanpa busana di area Bukit Donorejo. Hal ini dilakukannya bukan untuk memperoleh kesaktian, namun ia sedang mencari keadilan atas kematian suami kemudian saudara laki-lakinya.

Suami Ratu Kalinyamat, Sultan Hadlirin kemudian Sunan Prawata (adik Ratu Kalinyamat) dibunuh oleh Arya Penangsang. Alasan pembunuhan ini didasari motif dendam masa lalu yaitu pembunuhan Pangeran Seda Lepen (ayah Arya Penangsang).

Menurut buku “Ratu Kalinyamat, Rainha de Jepara” tulisan Hadi Priyanto, disebutkan Ratna Kencana sangat sedih serta terpukul atas kematian orang-orang tercintanya ini.

Namun ia bukan mengambil langkah balas dendam. Ratu Kalinyamat khawatir Arya Penangsang justru dapat kembali melawan serta menghabisi seluruh keturunan Sultan Trenggana.

Selesai pemakaman, Ratu Kalinyamat berniat bertapa untuk meminta-minta keadilan lalu mendapatkan jawaban atas kegelisahannya ini. Ia pun tidaklah kembali ke istana.

Ratu Kalinyamat sempat bertapa pada Watu Gilang tapi kemudian berpindah akibat mendapat kabar nyawanya diburu Arya Penangsang. Sehingga ia berpindah tempat yang tambahan aman untuk bertapa.

Ia kemudian menuju ke Watu Gilang pada Bukit Donorejo. Tak berapa lama bertapa, ia mendapat bisikan untuk mencari tempat bertapa baru.

Ciri-cirinya memiliki tanah dengan bau wangi, dalam sanalah Ratu Kalinyamat harus bertapa tanpa busana atau telanjang. Arti ‘telanjang’ disini tiada cuma diartikan secara harafiah.

Sebab Ratu Kalinyamat bertapa dengan meninggalkan semua kekuasaan lalu harta bendanya. Ia fokus berdoa khusyuk kepada Tuhan untuk memohonkan keadilan atas kematian suami kemudian saudaranya.

Berdasarkan penuturan juru kunci petilasan Ratu Kalinyamat di dalam Jepara, dikutip dari library.uns.ac.id, doa kemudian ikhtiar pertapaan Ratu Kalinyamat akhirnya membuahkan hasil.

Adik ipar Ratu Kalinyamat, Sultan Hadiwijaya mempunyai kesaktian yang tersebut setara dengan Arya Penangsang. Namun ia segan untuk melawan sebab masih berkerabat dengan Demak.

Sultan Hadiwijaya lantas memproduksi sayembara bagi yang tersebut mampu membunuh Arya Penangsang akan diberi hadiah wilayah Pati. Sayembara ini akhirnya dimenangkan oleh Danang Sutawijaya dengan siasat cerdik.

Demikian sosok Ratu Kalinyamat. Semoga informasi ini bermanfaat.

Kontributor : Rima Suliastini

SUMBER SUARA.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *