TEGALPOS.COM –Â Â Jakarta – Kondisi perekonomian global masih akan sangat menantang pada 2024. Membuat sejumlah negara peningkatan ekonominya akan melemah, bahkan berkembang di dalam bawah 5%, jarak jauh di dalam bawah kemungkinan peningkatan Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan hal yang disebutkan ketika konferensi pers kinerja APBN sepanjang 2023 pada kantornya, awal pekan ini. Bahkan, beliau mengungkapkan setidaknya hanya saja empat negara yang digunakan ekonominya sanggup berkembang dalam berhadapan dengan 5% pada 2024.
“Hanya 3 negara (selain Indonesia) dalam ASEAN lalu di area G20 yang tersebut mampu bertahan pertumbuhannya di tempat berhadapan dengan 5%,” kata Sri Mulyani seperti disitir Kamis (4/1/2023).
Sri Mulyani pun mengungkapkan, empat negara yang tersebut masih akan mampu berkembang di dalam menghadapi 5% dalam antaranya adalah Indonesia, dengan proyeksi peningkatan 2024 sebesar 5,2%, lalu Vietnam 5,8%, Filipina 5,9%, dan juga India 6,3%.
Sisanya dalam bawah 5%, seperti Tanah Melayu yang dimaksud ia perkirakan hanya saja meningkat 4,3% pada tahun ini, lalu China 4,2%, Arab Saudi 4%, Thailand 3,2%, Turki 3%, Argentina 2,8%, Korea Selatan 2,2%, Singapura 2,1%, kemudian Meksiko 2,1%.
Di bawah itu peningkatan sektor ekonomi negaranya pada bawah 2%, yang digunakan ia sebut di dalam antaranya Afrika Selatan 1,8%, Brazil 1,5%, Amerika Serikat 1,5%, Prancis 1,3%, Australia 1,2%, kawasan Eropa 1,2%, Rusia 1,1%, Negeri Matahari Terbit 1%, Jerman 0,9%, Italia 0,7%, kemudian Inggris 0,6%.
Risiko yang akan menekan perekonomian negara-negara dunia pada 2024 itu pada antaranya yang tersebut Sri Mulyani perkirakan adalah peningkatan tensi geopolitik hingga geo-economic fragmentation.
Selain itu, terbatasnya ruang kebijakan beberapa negara oleh sebab itu belum pulih dari dampak Pandemi Covid-19. peningkatan risiko debt distress, hingga tekanan atau shock akibat pembaharuan iklim.
Adapun faktor yang tersebut mampu mengungkit perekonomian pada antaranya telah lama meredanya tekanan naiknya harga di tempat sejumlah negara, perlambatan laju pengetatan moneter seperti di area negara maju mulai terjadi, hingga prospek sumber pertumbuhan perekonomian baru mulai marak melalui dunia usaha digital lalu hijau.
“Alhamdulillah dengan risiko yang terjadi kita masih mampu jaga stabilitas sektor ekonomi lalu APBN kita. Jadi bukanlah risikonya enggak terjadi, komoditas jatuh, geopolitik makin ruwet tapi kita mampu menjaga perekonomian lalu APBN,” ucap Sri Mulyani.
Artikel Selanjutnya Menkeu-Menkes ASEAN Rapat dalam Jakarta, Bahas Pandemi Jilid II
SUMBER CNBC.COM