Berita

Teriakan Pilu Anak Kawasan Gaza pada Pengungsian Jabalia Usai Dibombardir Militer Israel; Ayahku Menjadi Martir

571

TEGALPOS.COM – Kondisi mengerikan terlihat jelas di tempat kamp pengungsian Jabalia yang digunakan berada dalam Kawasan Gaza Utara pasca dibombardir Militer tanah Israel usai selesainya gencatan senjata yang digunakan diadakan pemerintah negara Bintang Daud itu dengan kelompok Hamas.

Dalam tayangan video milik Reuters terlihat pribadi anak laki-laki yang digunakan pakaiannya dipenuhi dengan debu material bangunan, duduk menangis pada antara puing-puing gedung yang mana runtuh akibat serangan Israel.

“Ayahku saya jadi martir,” teriak anak yang dimaksud terlihat mengenakan sweater hitam-kuning sembari menangis dengan suaranya yang digunakan serak seperti diambil Alarabiya.

Sementara itu dilaporkan, pemboman dari udara juga terjadi pada Khan Younis serta Rafah yang mana berada di tempat selatan Gaza. Bahkan, rumah sakit ketika ini alami kesulitan menangani korban luka.

Sejumlah titik di tempat Wilayah Gaza diketahui telah terjadi menjadi sasaran pengemboman Militer Israel. Hal yang dimaksud dikuatkan dengan pernyataan Juru Bicara otoritas tanah Israel Eylon Levy.

Eylon mengungkapkan Militer negeri Israel telah terjadi menyerang lebih lanjut dari 400 sasaran selama akhir pekan, termasuk serangan udara ekstensif pada wilayah Khan Younis.

Selain itu, dia juga membunuh militan organisasi Hamas lalu menghancurkan infrastruktur merekan di area Beit Lahiya di area utara.

Menurut Kementerian Kesehaatan Palestina, ada lebih lanjut dari 15.523 orang sudah pernah terbunuh pada hampir dua bulan peperangan yang dimaksud terjadi di dalam Gaza.

Sebelumnya, Militer negara Israel memerintahkan warga Palestina untuk mengevakuasi beberapa area di dalam pada juga sekitar Khan Younis.

Banyak warga yang tersebut mulai berkemas, namun menyatakan bahwa wilayah yang digunakan diperintahkan untuk mereka datangi malah diserang.

Seorang warga Gaza, Nabil Al-Ghandour mengatakan, bersatu keluarganya akan meninggalkan Khan Younis menuju Rafah pada Hari Minggu malam.

Hal yang dimaksud terpaksa dilakukannya untuk mencari keselamatan sejak konflik dimulai.

“Kami tak dapat mengamati area aman apa pun,” katanya.

“Tapi kami pindah sebab apa yang tersebut bisa saja kami lakukan? Kami punya anak juga sepanjang waktu malam terjadi penembakan.”

SUMBER SUARA.COM

Exit mobile version