Scroll untuk baca artikel
Otomotif

Terkait Laporan TICO, PT TAM Jamin Mutu

378
×

Terkait Laporan TICO, PT TAM Jamin Mutu

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM – Toyota Industries Corporation (TICO) yang digunakan bergerak di pengembangan mesin diesel melaporkan kepada Toyota Motor Corporation (TMC) bahwa sebuah pasukan investigasi khusus dengan ketua Hiroshi Inoue ditugaskan untuk menyelidiki peluang penyimpangan peraturan sertifikasi terkait sertifikasi emisi domestik yang tersebut bukan tepat untuk mesin forklift dan mesin konstruksi.

Dalam investigasi ditemukan beberapa kejanggalan selama pengujian untuk sertifikasi tiga model mesin diesel, dengan model terdampak van Hiace, Fortuner, Innova, serta SUV Lexus LX500D.

Ilustrasi penelitian. (Shutterstock)
Ilustrasi penelitian lalu kelompok investigasi khusus [Shutterstock]

Selama pengujian sertifikasi, kinerja keluaran tenaga mesin diukur menggunakan ECU dengan software berbeda dari yang digunakan untuk produksi massal, sehingga hasilnya dapat diukur untuk menyebabkan nilai tampak lebih besar halus dengan variasi lebih tinggi sedikit.

Oleh sebab itu, TICO memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman mesin yang terkena dampak. Sedangkan TMC memutuskan menghentikan sementara pengiriman kendaraan yang tersebut dilengkapi mesin terdampak, sekaligus akan memberikan penjelasan detail terhadap pihak berwenang serta segera mengambil tindakan yang tepat. Termasuk melakukan pengujian di tempat hadapan saksi jikalau diperlukan.

“Kami menganggap proses sertifikasi yang dimaksud tepat sebagai prasyarat utama pada menjalankan usaha sebagai produsen mobil. Kami menyadari betapa seriusnya fakta bahwa pelanggaran sertifikasi yang tersebut berulang kali terjadi dalam TICO, seperti yang mana terjadi di tempat Daihatsu, telah lama mengguncang fondasi perusahaan sebagai produsen mobil,” demikian bunyi pernyataan resmi TMC.

Dikutip dari kantor berita Antara, menanggapi kondisi laporan mesin diesel lalu pernyataan TMC, PT Toyota-Astra Motor (TAM) optimis hambatan di pengujian untuk sertifikasi kendaraan kategori Sport Utility Vehicle (SUV) bermesin diesel buatan Toyota bukan akan mempengaruhi pelanggan produknya dalam Indonesia.

“Mungkin Toyota ingin memproduksi suatu tren baru keterbukaan informasi dan juga menunjukkan keseriusan melakukan improvement (perbaikan). Jadi, kami lebih tinggi terhadap keterbukaan transparansi informasi. Kami sanggup jelaskan secara baik terhadap konsumen, serta konsumen Indonesia cukup pintar, merek sanggup cek informasi serta lain sebagainya,” jelas Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT TAM pada Hari Jumat (2/2/2024).

Ia menambahkan bahwa langkah Toyota untuk mengungkap permasalahan hasil investigasi ke umum adalah wujud transparansi perusahaan terhadap konsumen. Dan menurutnya, tak sejumlah perusahaan yang dimaksud berani mengungkap permasalahan internal terhadap masyarakat lantaran dapat memunculkan berbagai risiko.

“Kami terus bicara dengan media, bicara dengan dealer, bicara dengan konsumen untuk menjelaskan, lalu sejauh ini kami lihat pelanggan kami kemudian animo dari masyarakat. Kami bicara dengan teman-teman komunitas, merek dapat mengerti kemudian dia tahu bahwa Toyota akan melakukan perubahan-perubahan,” lanjut Anton Jimmi Suwandy.

Ia menandaskan konsumen di tempat Indonesia tidak ada perlu khawatir dikarenakan kesulitan yang digunakan sedang terjadi di area Jepun tadi bukan berkaitan dengan keamanan, performa, maupun kualitas kendaraan Toyota yang dimaksud dipasarkan.

Khusus hasil pengujian mesin diesel Toyota yang tersebut dilaksanakan TICO, Anton Jimmi Suwandy menyatakan mungkin saja ada kesalahan di prosedur operasional standar (SOP) yang digunakan dijalankan oleh internal perusahaan itu. Akan tetapi, SOP yang digunakan kurang tepat sebenarnya masih pada tahap wajar dikarenakan masih pada rentang batas yang digunakan diatur regulasi.

“Contohnya adalah ada kurva torsi. Saya lihat angkanya tidaklah salah, masih ada di tempat rentang antara. Di di regulasi ada rentang plus minus 2 persen, lantaran mesin tiap kali dites tidaklah kemungkinan besar sebanding angkanya, variasinya itu masih ada pada antara 2 persen. Jadi, sekali lagi, sebenarnya bukan ada (masalah),” pungkasnya.

SUMBER SUARA.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *