Berita

Timur Tengah Makin Panas! Arab Kecam Keras Israel, Sebut Pelanggaran

354

Jakarta – eksekutif Arab Saudi bergabung mengomentari situasi yang digunakan muncul ke Suriah pasca serangan rudal negara Israel di dalam Konsulat Iran dalam Damaskus. Komentar yang disebutkan dilontarkan Kementerian Luar Negeri Saudi, Selasa (2/4/2024).

Dalam pernyataannya, Negeri Raja Salman itu menegaskan kembali posisinya yang digunakan menolak serangan tanah Israel itu. Riyadh menyampaikan serangan Tel Aviv sudah ada menyalahi aturan kekebalan diplomatik internasional.

“Kementerian menyatakan penolakan tegas Kerajaan Saudi terhadap penargetan infrastruktur diplomatik dengan alasan apapun, kemudian dengan dalih apapun, yang dimaksud merupakan pelanggaran terhadap hukum diplomatik internasional dan juga aturan kekebalan diplomatik,” tulis pernyataan itu seperti dikutipkan media resmi pemerintah, SPA, yang mana dimuat Asharq Al-Awsat.

Sebelumnya, sebuah rudal negara Israel berhasil mengenai Kantor Konsulat Iran pada Damaskus. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Orang yang berbasis ke Inggris menyatakan 11 pendatang tewas di serangan itu.

Iran mengutarakan bahwa beberapa diplomat lama tewas bersatu Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan juga delegasi Zahedi, Jenderal Haji Rahimi. Dilaporkan juga bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds pada Suriah dan juga Lebanon, di antaranya ke antara korban.

Akibat serangan ini, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutarakan bahwa ‘kejahatan pengecut tidak ada akan dibiarkan begitu saja’. Ia berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap Tel Aviv.

“Setelah kekalahan juga kegagalan berulang kali menghadapi keyakinan serta kemauan para pejuang Front Perlawanan, rezim Zionis telah lama memasukkan pembunuhan buta pada agendanya pada perjuangan menyelamatkan diri,” kata Raisi dalam website kantornya.

Iran dan juga Saudi telah terjadi berupaya kembali memulai pembangunan hubungan diplomatik pada 2023 pasca ditengahi oleh China. Diketahui, keduanya sempat membekukan hubungan pasca serangan dalam Kedubes Saudi pada Iran pada 2016 berikutnya menyusul kebijakan Riyadh mengeksekusi Ulama Syiah, Nimr Al Nimr.

Sementara itu, selain Saudi, Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Jassim Mohammed Albudaiwi, juga disebutkan mengutuk serta mengecam penargetan bangunan konsulat Iran, yang tersebut mengakibatkan beberapa kematian dan juga cedera.

“Saya menekankan pentingnya mematuhi hukum dan juga perjanjian internasional, diantaranya proteksi juga keselamatan misi diplomatik,” pungkasnya.

Di sisi lain, sentimen negatif sudah pernah mewarnai pangsa minyak mentah dunia pasca serangan ini. Harga kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 54 sen, atau 0,65%, berubah jadi US$ 83,71 (Rp 1,3 juta) per barel.

Selain WTI, kontrak Brent untuk pengiriman Juni bertambah 42 sen, atau 0,48%, bermetamorfosis menjadi US$ 87,42 (Rp 1,4 juta) per barel.

“Berita ini, jikalau terkonfirmasi, jelas merupakan peningkatan konflik di dalam Timur Tengah lalu kemungkinan akan terus meningkatkan nilai tukar minyak pada jangka pendek,” Leo Mariani, analis Roth MKM, mengungkapkan terhadap kliennya, disitir CNBC International.

 

Artikel Selanjutnya Raja Salman Ogah Dukung Amerika Serikat Lawan Houthi, Takut untuk Iran?

Artikel ini disadur dari Timur Tengah Makin Panas! Arab Kecam Keras Israel, Sebut Pelanggaran

Exit mobile version