Jakarta – Kementerian Investasi/ Badan Sinkronisasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi penanaman modal selama 10 tahun era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mencapai Rp9.117,4 triliun.
Jika dibagi ke di 2 periode pemerintahan Jokowi, realisasi pembangunan ekonomi pada periode tahun 2014-2019 tercatat sebesar Rp3.294,3 triliun.
Dan pada periode tahun 2019-2024, realisasi mencapai Rp5.823,1 triliun.
“Investasi meningkat cukup steady, malah sangat baik kalau boleh saya sampaikan. Kalau saya bicara dengan pemodal di maupun luar negeri, akibat dalam kita ini kestabilan baik secara kegiatan ekonomi secara kebijakan pemerintah teristimewa tercipta dengan sangat baik. Sehingga, kepercayaan pemodal menanamkan modalnya ke Tanah Air ini makin meningkat,” kata Rosan.
Dari nomor realisasi itu, paparnya, sejumlah Rp1.245,80 triliun merupakan partisipasi penanaman modal hilirisasi.
Seperti diketahui, proses lanjut merupakan proyek yang mana terus-menerus digencarkan Jokowi. Terutama, pada periode kedua era pemerintahannya, Jokowi memutuskan melarang ekspor mineral hasil bumi RI di bentuk mentah sejak tahun 2020. Dimulai dengan bijih nikel. Hal ini, kata dia, untuk memacu proses lanjut di dalam Indonesia.
BKPM mencatat, sepanjang tahun 2020 hingga September 2024, penanaman modal proses lanjut terbagi ke di 5 sektor. Yaitu, smelter mineral, minyak lalu gas, kehutanan, pertankian, kemudian biosfer kendaraan listrik.
Data BKPM menunjukkan, realisasi pembangunan ekonomi smelter di sektor mineral mencapai Rp759,83 triliun. Didominasi pembangunan smelter mineral.
Berikut rinciannya:
– Nikel: Rp514,80 triliun
– Tembaga: Rp46,77 triliun
– Bauksit: Rp194,24 triliun
– Timah: Rp4,02 triliun.
Sementara, realisasi pembangunan ekonomi proses pengolahan lebih lanjut minyak juga gas sebagai lapangan usaha petrokimia tercatat mencapai Rp139,61 triliun.
Investasi bidang bubuk kertas lalu kertas (pulp and paper) mencapai Rp196,99 triliun, sementara penanaman modal proses pengolahan lebih lanjut pertanian di dalam subsektor sawit/ oleochemical mencapai Rp130,23 triliun.
Sedangkan, nilai realisasi pembangunan ekonomi pengembangan lebih lanjut sektor habitat kendaraan listrik berbentuk penyelenggaraan sektor sel kendaraan listrik tercatat mencapai Rp19,14 triliun.
Next Article Peran Perekonomian Hijau Dukung Pertumbuhan Nasional Hadapi Ketidakpastian
Artikel ini disadur dari TOP! Proyek Kesayangan Jokowi Raup Rp1.245 T Lebih, Nikel Juara