Balikpapan –
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengangkat permasalahan lalu keinginan petani sawah tadah hujan, khususnya dalam lahan kurang subur di dalam Pusat Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, untuk meringankan beban petani di dalam area dikenal sebagai Pusat Kota Minyak ini.
"Kami hadir untuk setiap permasalahan dan juga permintaan petani sawah tadah hujan khususnya pada lahan kurang subur dalam Daerah Perkotaan Balikpapan," ujar Wamentan Sudaryono di dalam hadapan petani, di dalam Perkotaan Balikpapan, Jumat.
Menurutnya, diperkenalkan Kementerian Pertanian sebisa mungkin saja mencari solusi bagi petani. Apakah kurang alat sebab dengan alat yang tersebut sesuai petani bekerja lebih besar ringan. Jika kurang air, dibantu pompa supaya kerjaan tambah ringan, katanya pula.
Wamentan Sudaryono menemui para petani pada kawasan Gunung Binjai, Kecamatan Balikpapan Timur, Perkotaan Balikpapan, di jadwal Aksi Pembaruan Skala Pertanaman padi pada sawah tadah hujan. Rencana untuk meningkatkan Skala Pertanaman itu adalah penyediaan pompa bagi para petani.
"Kami bantu petani lantaran cerminan Negara Indonesia bukanlah hanya sekali Jakarta, di Balikpapan bukanlah belaka tentang bangunan dan juga infrastruktur modern tapi juga terdapat area persawahan," ucapannya pula.
Berdasarkan hasil diskusi dengan masyarakat Pusat Kota Balikpapan, luas lahan persawahan milik komunitas mencapai 97 hektare juga yang dimaksud telah digarap sekitar 25 hektare, kata dia, lalu lahan sawah itu telah dilindungi peraturan tempat untuk menghindari alih fungsi lahan.
Sudaryono menyatakan lahan pertanian pada Pusat Kota Balikpapan juga dapat menghasilkan kembali sumber pangan, bahkan bukanlah cuma untuk tempat setempat melainkan juga dalam Ibu Pusat Kota Nusantara (IKN).
Namun, ia mengaku masih ada beberapa pekerjaan rumah yang digunakan harus dituntaskan, salah satunya adalah permasalahan hama yang dimaksud dominan adalah monyet.
Pekerjaan rumah lainnya adalah regenerasi para petani, menurut beliau lagi, sejumlah pertimbangan dari generasi muda untuk bekerja di dalam sektor pertanian dari sisi keuntungan dan juga input kurang begitu menjanjikan.
Dia menyampaikan solusi regenerasi para petani adalah menciptakan benih yang mana baik, agar produktivitas naik, sehingga petani dapat meningkatkan keuntungan.
Harus menciptakan mekanisasi yang dimaksud baik untuk menumbuhkan semangat generasi muda kemudian menciptakan generasi yang sukses. Petani itu pahlawan oleh sebab itu menyediakan pangan untuk warga banyak, demikian Sudaryono.
Artikel ini disadur dari Wamentan serap permasalahan petani sawah tadah hujan Kota Balikpapan